Deras.id, Jakarta – Mahasiswa Universitas Paramadina, Habib Aziz Ar Rozi berharap pemerintahan baru agar fokus kepada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan pendidikan yang berkualitas. Hal ini selaras dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa kualitas SDM Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk perbaikan.
“Dengan memanfaatkan momentum pemerintahan baru ini, langkah-langkah strategis yang tepat perlu segera diambil,” kata Habib dalam keterangannya, Minggu (20/10/2024).
Mahasiswa Program Magister Manajemen ini mengatakan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia sangat bervariasi, terutama antara daerah perkotaan dan pedesaan. Sarana dan prasarana pendidikan, termasuk infrastruktur sekolah dan akses internet, menjadi kendala utama yang menyebabkan ketimpangan ini.
“Oleh karena itu, pemerintahan haru harus memprioritaskan penyediaan infrastruktur pendidikan yang merata, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).” katanya.
Ia menyebut, tantangan berikutnya di lapangan adalah kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki lulusan pendidikan dengan kebutuhan industri. Akibatnya, angka pengangguran terbuka di kalangan lulusan perguruan tinggi masih terbilang cukup tinggi.
“Pemerintah perlu memperkuat program pendidikan vokasi dan membangun kemitraan yang erat antara dunia pendidikan dan industri. Program magang dan pelatihan kerja yang relevan harus lebih digalakkan,” ujarnya.
Mantan Ketua BEM Universitas Al-Falah Assunniyyah Kencong 2019-2020 ini menambahkan, berdasarkan data dari Global Competitiveness Report 2023 menunjukkan bahwa daya saing tenaga kerja Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Salah satu penyebab utamanya adalah rendahnya kualitas pendidikan tinggi dan pelatihan keterampilan berkelanjutan. Selain itu, banyak tenaga kerja Indonesia masih kurang memiliki soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kemampuan beradaptasi yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja modern.
“Pemerintahan baru harus berfokus pada pengembangan program pelatihan yang tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga meningkatkan soft skills tenaga kerja. Selain itu, mendorong partisipasi dalam pelatihan berbasis teknologi seperti pelatihan coding, big data, dan artificial intelligence (AI) akan sangat penting untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi revolusi industri 4.0,” urainya.
Selain itu, lanjut Habib, Indonesia juga dihadapkan dengan bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk non-produktif. Menurutnya, meski ini adalah peluang besar, fakta di lapangan menunjukkan jika tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan, bonus demografi ini bisa menjadi tantangan besar.
“Tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda, terutama lulusan baru, menjadi salah satu indikator bahwa bonus demografi belum dimanfaatkan secara optimal,” cetusnya.
Pria kelahiran Jember, Jawa Timur itu memandang bahwa untuk mengoptimalkan potensi bonus demografi, pemerintah harus berinvestasi secara serius dalam pelatihan dan pendidikan yang berbasis keterampilan. Menurutnya, kebijakan-kebijakan yang mendukung penciptaan lapangan kerja melalui inovasi, kewirausahaan, dan dukungan terhadap UMKM sangat penting.
“Pemerintahan baru juga dapat memperkuat program-program kewirausahaan untuk mendorong generasi muda menjadi pencipta lapangan kerja, bukan hanya pencari kerja,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan peningkatan kualitas SDM dan pendidikan yang berkualitas adalah investasi jangka panjang yang sangat krusial untuk memajukan Indonesia di era globalisasi. Pemerintahan baru hari ini memiliki peluang besar untuk membawa perubahan signifikan melalui kebijakan yang mendukung pendidikan berkualitas, pengembangan keterampilan yang relevan, serta penguatan ekosistem kewirausahaan dan kesejahteraan sosial.
“Dengan komitmen dan langkah strategis yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk menjadi negara dengan SDM yang unggul dan kompetitif di kancah internasional serta dapat memanfaatkan potensi besar bonus demografi yang dimilikinya,” tandasnya.
Penulis: Ilham
Editor: Saiful