Brussels, Deras.id – Dalam pernyataan bersama kelompok G7 Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa mengecam peluncuran satelit mata-mata Korut.
“Meskipun ada seruan berulang kali dari komunitas internasional, Korea Utara terus mengintensifkan tindakan eskalasinya melalui sejumlah peluncuran rudal balistik,” isi pernyataan para menteri G7, seperti dikutip dari aljazeera.com, Kamis (24/8/2023).
Para menteri luar negeri dari kelompok negara demokrasi kaya G7 mengutuk kegagalan Korea Utara dalam meluncurkan satelit mata-mata. Mereka mengecam dengan alasan bahwa negara tersebut menggunakan teknologi rudal balistik yang dilarang.
Mereka juga mengatakan tindakan Korea Utara menimbulkan ancaman besar terhadap perdamaian dan stabilitas regional dan internasional.
Lalu, upaya kedua Korea Utara untuk menempatkan satelit langit di orbit gagal setelah tiga bulan peluncuran pertama gagal dan jatuh ke laut. Negara otoriter bersenjata nuklir tersebut kemudian mengatakan bahwa mereka akan mencoba melakukan peluncuran lagi pada bulan Oktober.
Satelit itu akan dibawa ke orbit dengan roket yang menggunakan teknologi yang sama dengan rudal balistik yang dilarang dikembangkan oleh Pyongyang berdasarkan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Hal ini, menurut mereka membuktikan tekad Korea Utara untuk memajukan dan mendiversifikasi kemampuan nuklir dan rudal balistiknya yang melanggar hukum.
“Tindakan sembrono Korea Utara harus ditanggapi dengan respons internasional yang cepat, bersatu, dan kuat, khususnya oleh Dewan Keamanan PBB,” tambah para menteri kelompok G7.
Tiga anggota G7, Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, namun dua negara lainnya, Tiongkok dan Rusia, lebih bersimpati kepada Korea Utara.
“Kami menyesalkan pilihan Korea Utara yang mengalihkan sumber dayanya yang terbatas untuk mendanai program senjata pemusnah massal dan rudal balistik yang melanggar hukum,” tambahnya.
Sementara, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengeluarkan pernyataan melalui juru bicaranya yang mengatakan dia mengut8k keras upaya peluncuran satelit militer lainnya.
“Setiap peluncuran yang dilakukan DPRK dengan menggunakan teknologi rudal balistik bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan yang relevan,” kata juru bicara Florencia Soto Nino.
Penulis: Andre l Editor: Saiful