Impor KRL Bekas dari Jepang Masih Kaji Ulang, Ini Penyebabnya

Jakarta, Deras.id – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih berusaha agar PT KCI (Persero) mengimpor Kereta Rel Listrik (KRL) bekas sebanyak 10-12 trainset (rangkaian kereta) untuk memenuhi kebutuhan penumpang. Hal tersebut masih didiskusikan dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan.

“Saya sudah diskusi dengan Kepala BPKP Pak Ateh dan lagi lapor ke Pak Menkomarves. Kemarin kita sudah hitung ulang, rasanya memang akan ada pendekatan 10-12 (trainset) yang harus kita akselerasi. Ini sudah kita minta Pak Ateh untuk mengawal proses pengadaannya,” tutur Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo kepada wartawan dikutip Deras.id, Kamis (4/5/2023). 

Berdasarkan dari hasil audit BPKP tidak merekomendasikan impor KRL bekas. Akan tetapi, rencana impor darurat ini sebagai jangka pendek sebab produksi trainset baru dari PT INKA baru selesai pada tahun 2025.

BUMN juga sedang melakukan penelitian terhadap KRL yang sudah tua serta masih dapat diretrofit atau modernisasi trainset yang telah usang. Proses tersebut membutuhkan waktu sekitar 12-14 bulan atau baru selesai pada tahun 2024.

Disebut darurat sebab tidak ada perizinan impor permanen untuk KRL bekas dari Jepang. Hal tersebut dikarenakan tidak sesuai dengan semangat pemerintah meningkatkan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). 

“Intinya ini dua hal yang kita coba bersama-sama dorong. Pertama pendekatan TKDN melalui pembangunan pabrik INKA di Banyuwangi itu berjalan dan kita lagi kejar supaya di 2025 bisa produksi. Tapi kita juga menyadari bahwa masyarakat membutuhkan solusi segera juga,” kata Kartika Wirjoatmodjo.

Sebelumnya keputusan impor darurat KRL bekas ini akan selesai pascalebaran atau awal Mei 2023.

Penulis: Risca l Editor: Rifai

Exit mobile version