Jakarta, Deras.id – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berdiri pada 17 April 1960 di Surabaya Jawa Timur. Organisasi ekstra kampus ini berlandaskan pemikiran islam Ahlussunah Wal Jama’ah.
Dilansir dari pmii.id, berdirinya PMII bermula dari Kongres ke-3 IPNU pada 27-31 Desember 1958 dengan pembentukan Departemen Perguruan Tinggi IPNU. Hal itu karena antusias mahasiswa Nahdliyin yang banyak menjadi anggotanya.
Selanjutnya dalam Konferensi Besar IPNU pada 14-16 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Menyepakati wadah mahasiswa NU yang terpisah secara struktural dengan IPNU-IPPNU. Dari keputusan Konbes Kaliurang tersebut, akhirnya dibentuk 13 panitia inti yang menjadi cikal bakal pendiri PMII yang bertugas sebagai panitia musyawarah.
Berikut ini 13 nama panitia inti pendiri organisasi mahasiwa;
- Sahabat Chalid Mawardi (Jakarta)
- Sahabat M. Said Budairy (Jakarta)
- Sahabat M. Sobich Ubaid (Jakarta)
- Sahabat Makmun Syukri (Bandung)
- Sahabat Himan Badrudinsyah (Bandung)
- Sahabat H. Ismail Makky (Yogyakarta)
- Sahabat Nuril Huda Suaiby (Surakarta)
- Sahabat Moensif Nachrowi (Yogyakarta)
- Sahabat Laily Mansur (Surakarta)
- Sahabat Abdul Wahab Jaelani (Semarang)
- Sahabat Hisbullah Huda (Surabaya)
- Sahabat M. Chalid Narbuko (Malang)
- Sahabat Ahmad Hussein (Makassar).
Selanjutnya para panitia inti tersebut melakukan musyawarah di Surabaya pada 14-16 April 1960, yang memberi nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan penyusunan Peraturan Dasar PMII yang berlaku sejak 17 April 1960.
Tak sampai setahun, organisasi mahasiswa ini melakukan kongres pertamannya di Tawangmangu Surakarta dengan 13 cabang. Selanjutnya, dalam kongres kedua tahun 1963 sudah mencapai 31 cabang.
PMII secara tegas memiliki keinginan untuk menjaga dan memelihara ajaran Islam Ahlussunah Wal Jama’ah sebagai pijakan berbangsa dan bernegara.
Sebagai informasi tambahan, berikut ini nama ketua umum PB PMII dari masa ke masa;
- Mahbub Junaidi (1960-1967)
- M Zamroni (1967-1973)
- Abduh Paddare (1973-1976)
- Ahmad Bagdja (1977-1981)
- Muhyiddin Arubusman (1981-1984)
- Suryadharma Ali (1985-1988)
- M Iqbal Assegaf (1988-1991)
- Ali Masykur Musa (1991-1994)
- Muhaimin Iskandar (1994-1997)
- Syaiful Hari Anshori (1997-2000)
- Nusron Wahid (2000-2002)
- Malik Haramain (2003-2005)
- Hery Haerianto Azumi (2005-2007)
- Rodli Kaelani (2008-2011)
- Adin Jauharuddin (2011-2013)
- Aminuddin Ma’ruf (2014-2016)
- Agus Herlambang (2017-2019)
- Abdullah Syukri (2021-2024)
Penulis: Mhz | Editor: Rifai