Bantul, Deras.id – Pemerintah terus meningkatkan potensi desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang diharapkan jadi penopang ekonomi nasional. Dukungan itu dilaksanakan di antaranya melalui dana desa untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar mengungkapkan hal itu dalam Bincang BUM Desa Inspiratif yang digelar Direktorat Jenderal Pengembangam Ekonomi dan Investasi Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) di Kampung Mataraman, Bantul, DIY.
“Kita telah membuat sejarah, yaitu dana desa telah mengubah wajah kepemimpinan desa dan partisipasi pembangunannya betul-betul dahsyat. Lompatannya luar biasa. Banyak efektivitas penggunaan APBN melalui dana desa,” ujar Gus Muhaimin, sapaan akrab Abdul Muhaimin Iskandar, Selasa (16/5/2023).
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berharap momentum capaian dapat saat ini terus dijaga agar kesempatan penggunaan dana desa tidak terlewatkan di masa yang akan datang.
Dengan demikian, diharapkan dana desa pada tahun mendatang anggarannya dapat ditambah.
“Target kita 2024 ke depan, minimal satu desa bukan hanya Rp1 miliar tetapi bisa sampai Rp5 miliar. Sudah kita hitung semua, alokasi APBN kita memungkinkan,” ungkap Gus Muhaimin.
Terkait pemanfaatannya, Gus Muhaimin menjabarkan bahwa separuh dari dana desa bisa digunakan untuk ekonomi produktif, baik wisata desa, kebutuhan konsumsi, hingga produktivitas pangan.
Sehingga BUM Desa bisa semakin berkembang dan menjadi holding nasional yang besar dan mampu menopang ekonomi nasional.
“Supaya Indonesia dapat membangun dari bawah, yakni dari desa,” imbuhnya.
Sejak tahun pertama hingga saat ini, dana desa telah menghasilkan beragam capaian output berupa infrastruktur yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup di desa.
Infrastruktur yang menunjang aktivitas ekonomi masyarakat berupa 311.656 km jalan desa, 1.602.227 meter jembatan, 12.297 pasar desa, 42.370 kegiatan BUM Desa, 7.420 unit tambatan perahu, 5.413 unit embung, 572.812 unit irigasi, dan 249.415 unit penahan tanah.
Di sisi lain, pemanfaatan dana desa tidak hanya terpusat pada pembangunan infrastruktur, namun juga digunakan untuk menunjang kualitas hidup masyarakat desa. Fasilitas itu di antaranya 29.430 unit sarana olah raga, 1.502.631 unit air bersih, 444.465 unit MCK, 14.462 unit polindes, 45.827.627 meter drainase, 66.727 kegiatan PAUD, 42.388 unit posyandu, dan 76.669 unit sumur.
Dana desa juga berperan dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional saat pandemi Covid-19. Khusus untuk pemanfaatan Dana Desa 2022, peruntukannya diprioritaskan untuk program perlindungan sosial berupa bantuan langsung tunai desa paling sedikit 40 persen.
Selanjutnya program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 20 persen, dukungan pendanaan penanganan Covid-2019 paling sedikit 8 persen dari alokasi dana desa setiap desa dan program sektor prioritas lainnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa Kemendes PDTT, Harlina Sulistyorini mengatakan bahwa setelah BUM Desa berbadan hukum, maka pihaknya melakukan pendampingan dan penguatan terhadap kelembagaan ekonomi yang ada di desa.
“Saat ini BUM Desa sudah masuk OSS sehingga nanti ketika bekerjasama dengan pihak lain bisa lebih kuat. Kami juga kolaborasi dengan berbagai pihak dengan tujuan menguatkan BUM Desa. Misal kerjasama dengan PUPR agar kegiatan PUPR bisa dikelola BUMDes,” terang Harlina.
Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan Kementerian ESDM. Dengan demikian, diharapkan segala bentuk bantuan dan kegiatan dari kementerian dapat dikelola setelahnya oleh BUM Desa.
Hingga 1 Februari 2023 telah tercatat perkembangan BUM Desa yang signifikan.
Jumlah desa yang memiliki BUM Desa meningkat hingga 32,29 persen dari 4 tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 43.339 BUM Desa menjadi 57.288 BUM Desa.
Terdapat 12.296 BUM Desa berbadan hukum dengan modal awal Rp1,76 Triliun, asset kini Rp178,57 Miliar, dan omzet setahun lalu Rp90,26 Miliar.
Terdapat 173 BUM Desa Bersama berbadan hukum, dengan modal awal Rp343,75 Miliar, asset kini Rp8,54 Miliar, dan omzet setahun lalu Rp 12,67 Miliar.
Terdapat 763 BUM Desa Bersama LKD berbadan hukum, dengan modal awal Rp3,33 Triliun, asset kini Rp125,56 Miliar, serta omzet setahun lalu Rp 46,6 Miliar.
Dalam kelembagaan ini, peran kelompok pemanfaat pinjaman dana bergulir sangat penting yakni Kelompok SPP yang anggotanya para ibu-ibu dalam kategori keluarga miskin.
Penulis: Ifta l Editor: Saiful