Manchester, Deras.id – INEOS pemilik 27% saham Manchester United resmi menunjuk Rúben Amorim sebagai manajer baru. Penunjukan ini dilakukan hanya beberapa hari setelah berpisah dengan Erik ten Hag.
Banyak pengamat menilai penunjukan Rúben Amorim sebagai manajer baru MU menggambarkan langkah berani dan strategis. Tentu INEOS berharap, filosofi taktis ala Amorim akan membawa perubahan positif dan mengembalikan kejayaan bagi klub.
Rúben Amorim, yang kini berusia 39 tahun, telah menunjukkan karier yang gemilang dalam dunia kepelatihan sepak bola. Dalam beberapa tahun terakhir, dia berhasil meraih berbagai trofi termasuk dua gelar Liga Portugal. Keberhasilannya ini meningkatkan reputasinya sebagai salah satu ahli taktik paling berpengaruh di Eropa.
Salah satu alasan utama penunjukan Amorim adalah filosofi permainannya yang jelas dan modern. Amorim dikenal dengan transisi intensitas tinggi dan penguasaan bola yang terstruktur. Selain itu, fleksibilitas taktiknya membuka peluang besar untuk Manchester United meraih sukses kembali. Dia juga terkenal mampu mengintegrasikan pemain muda dengan baik sambil menjaga stabilitas pertahanan.
Bila ditelusuri lebih dalam, filosofi taktis Amorim sebenarnya berpusat pada formasi 3-4-3 yang dinamis. Formasi ini memungkinkan anak asuhnya untuk menciptakan ruang di belakang lawan sambil mempertahankan pertahanan yang solid. Pola penguasaan bola yang organik dan transisi yang cepat menjadi kunci dari gaya permainan ini.
Selain itu, salah satu keunggulan Amorim adalah kemampuannya untuk menyesuaikan strategi berdasarkan lawan yang dihadapi. Misalnya, dalam kemenangan mengesankan 4-1 atas Manchester City, Sporting CP asuhan Amorim berhasil memanfaatkan transisi cepat dengan hanya menguasai bola kurang dari 30% sepanjang pertandingan. Di sisi lain, saat melawan Casa Pia, timnya mendominasi dengan 81% penguasaan bola dan menunjukkan kesabaran serta ketepatan dalam penyerangan.
Pada laga-laga tertentu, Sporting CP ala Amorim kadang mengalami kesulitan saat menghadapi tim-tim besar dengan tekanan intens. Meski begitu, Rúben Amorim terus mengembangkan filosofi taktisnya. Dia juga menekankan keinginan untuk lebih mengontrol dan mendominasi pertandingan sebagai manajer Manchester United. Ini memberikan harapan besar bagi penggemar klub bahwa perubahan positif tengah berlangsung.
Tanpa bola, tim asuhan Amorim biasanya menerapkan blok tengah dengan tekanan tinggi secara pasif. Mereka berusaha memancing lawan ke sisi lapangan untuk kemudian menjebak mereka. Dalam fase menyerang, formasi 3-1-6 yang agresif sering digunakan untuk menciptakan ruang yang dimanfaatkan dengan serangan cepat dan terstruktur.
Penulis: Reza