Doa setelah Salat Hajat dan Waktu Mustajabah Melaksanakannya

Jakarta, Deras.i – Salat hajat menjadi salah satu ibadah sunah yang dilakukan ketika menginginkan sesuatu. Untuk menyempurnakan agar segera terkabulnya keinginan ada doa yang bisa dilakukan setelah salat hajat. Dalam sebuah buku dengan judul Panduan Salat Wajib dan Sunah Sepanjang Masa Rasulullah SAW, yang ditulis Arif Rahman menjelaskan hukum Salat Hajat adalah sunah.

“Barang siapa yang berwudu dan menyempurnakannya, kemudian salat dua rakaat dengan sempurna, maka Allah akan memberikan apa yang ia minta cepat atau lambat.” (HR Ahmad).

Dalam sebuah buku yang berjudul Menjemput Berkah Lewat Salat hajat yang ditulis oleh Abu Khansa Al-Harits, menjelaskan bahwa waktu yang paling baik melaksanakan Salat Hajat adalah sepertiga malam walaupun bisa dilakukan kapan saja. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi SAW yang menyatakan,

“Malam manakah yang paling didengar (dikabulkan oleh Allah SWT)?”, Rasulullah bersabda, “Pada tengah malam.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku-kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Ku-berikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Ku-ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim).

Tata cara pelaksanaan salat hajat sama seperti salat-salat sunah lainnya. Salat ini bisa dikerjakan secara sendiri. Berikut tata cara Salat Hajat seperti dinukil dari buku Salat Hajat karya Ghaida Halah Ikram.

Mengutip buku Membentuk Akhlakul Karimah Peserta Didik karya Titi Suwarni, berikut bacaan niat Salat Hajat.

اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Ushollii sunnatal haajati rok’aataini lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat sholat hajat, dua rakaat, karena Allah Ta’ala.”

Pertama, Takbiratul ihram (takbir pembuka).
Kedua, Membaca surat Al Fatihah.
Ketiga, Membaca salah satu surah di dalam Al-Qur’an.
Keempat, Melakukan rukuk.
Kelima, I’tidal (berdiri tegak setelah rukuk).
Keenam, Sujud (sujud pertama).
Ketujuh, Duduk di antara dua sujud.
Kedelapan, Sujud kedua.
Kesembilan, Bangkit dan lakukan gerakan rakaat kedua seperti rakaat pertama.
Kesepuluh, Duduk tasyahud akhir.
Kesebelas, Salam.

Sedangkan untuk doa Salat Hajat
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْم ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Arab Latin: La ilaha illallahul halimul karim. Subhanallahi rabbil ‘arsyil ‘azhim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. As’aluka mujibati rahmatik, wa ‘aza’ima maghfiratik, wal ghanimata min kulli birrin, was salamata min kulli itsmin. La tada’ li dzanban illa ghafartah, wa la hamman illa farrajtah, wa la hajatan hiya laka ridhan illa qadhaitaha ya arhamar rahimin

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mulia. Maha Suci Allah, Tuhan penguasa singgasana yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku mohon kepada-Mu segala hal yang bisa menghadirkan rahmat-Mu dan dorongan kuat untuk mendapatkan ampunan-Mu, luapan segala kebajikan, dan keselamatan dari setiap dosa. Jangan biarkan dosa menghampiriku kecuali Engkau mengampuninya, jangan biarkan kesedihan menghinggapiku kecuali Engkau memberikan jalan keluarnya, dan tiada suatu hajat yang Engkau ridai kecuali Engkau memenuhinya, wahai Zat yang Maha Kasih di antara para pengasih.”

Doa setelah Salat Hajat tersebut bisa diawali dengan membaca istighfar 100 kali atau minimal 33 kali kemudian dilanjutkan membaca salawat Nabi SAW dengan jumlah yang sama, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Ta’Jul Jamil Lil Ushul.

Sementara itu, dalam Kitab Jami’ al-Tirmidzi terdapat hadits dari Abu Hurairah RA yang menyebut bahwa ketika Nabi SAW risau dalam sebuah persoalan, beliau menengadah ke langit dan berdoa dengan sungguh-sungguh, beliau SAW mengucap,

يَاحَيُّ يَا قَيُّومُ

Ya Hayy ya Qayyum

Artinya: “Wahai Sang Maha Hidup dan Sang Maha Mandiri.”

Penulis: Una l Editor: Ifta

Exit mobile version