China, Deras.id – Konflik yang terjadi antara China dan Amerika Serikat kian memanas paska provokasi yang dilakukan oleh Washington. Menteri luar negeri China Qin Gang meminta AS atas agar merubah sikapnya jika tidak ingin terjadi konflik dan konfrontasi dari raksasa Asia itu.
“AS telah terlibat dalam penindasan dan penahanan China dari persaingan yang adil, dan provokasi semacam itu tidak dapat ditoleransi tanpa batas waktu,” Kata Qin yang dikutip dari Aljazeera.com, Selasa (7/3/2023).
“Persepsi dan pandangan Amerika Serikat tentang China sangat terdistorsi, Washington menganggap China sebagai saingan utamanya dan tantangan geopolitik yang paling penting,” tambahnya.
Kemudian, Beijing menganggap Washington selalu berbicara tentang tatanan dunia berbasis aturan tetapi kemudian mereka tidak mengikuti aturan tersebut.
“Itu bukan persaingan yang adil, tapi konfrontasi jahat dan pelanggaran,” pungkasnya.
Tidak hanya itu, Qin juga menambahkan bahwa saat ini AS sedang membangun penghalang perlindungan untuk memastikan tidak ada konflik dengan China, tetapi itu hanya sebuah perkataan yang tidak ada faktanya.
Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping juga mengomentari dan mengutuk apa yang dia gambarkan sebagai penindasan terhadap China.
“Negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah menerapkan penahanan, pengepungan, dan penindasan menyeluruh terhadap China, yang telah membawa tantangan berat yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi pembangunan negara kita,” kata Xi.
Xi juga mengatakan bahwa China harus memiliki keberanian untuk berperang karena negara tersebut menghadapi perubahan besar dan kompleks baik dalam lanskap domestik maupun internasional. Bahkan dengan tegas menentang segala bentuk hegemonisme dan politik kekuasaan, dan akan tetap menjaga kedaulatan China.
Diketahui, hubungan antara keduanya menjadi tegang dalam beberapa tahun terakhir karena perdagangan, hak asasi manusia dan Taiwan. Hubungan semakin memburuk ketika AS menembak jatuh sebuah balon China yang disebut sebagai pesawat mata-mata yang difungsikan sebagai pengawasan, namun dibantah oleh Beijing.
Akibat insiden tersebut, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanan diplomatik ke Beijing untuk pertemuan yang berfokus pada berbagai isu penting.
Penulis: Andre l Editor: Saiful