Jakarta, Deras.id – China dan Indonesia telah sepakat untuk memperkuat hubungan maritim kedua negara, dengan fokus pada peningkatan kerja sama ekonomi, perdagangan, serta pengelolaan keamanan di wilayah Laut Cina Selatan dan kawasan sekitarnya. Kesepakatan tersebut tercapai setelah pertemuan bilateral yang diadakan antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, di Beijing, pekan lalu.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, kedua pihak sepakat untuk memperdalam kolaborasi di bidang maritim dengan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh kedua negara sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, serta sebagai pusat perdagangan utama di kawasan Asia-Pasifik.
Fokus Kerja Sama Maritim
Salah satu pilar utama dari kesepakatan ini adalah pengembangan jalur perdagangan maritim yang lebih efisien dan aman, seiring dengan peningkatan volume perdagangan antara China dan Indonesia yang terus berkembang pesat. Kedua negara juga berkomitmen untuk memperkuat konektivitas pelabuhan, dengan meningkatkan kapasitas dan infrastruktur pelabuhan yang ada di kedua negara, serta menjajaki potensi pembangunan proyek pelabuhan baru yang akan mendukung perdagangan dan investasi.
Selain itu, Indonesia dan China akan bekerja sama dalam bidang riset kelautan dan perlindungan ekosistem laut, mengingat pentingnya kelestarian lingkungan laut untuk masa depan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam hal ini, China akan memberikan bantuan teknologi dan pengetahuan dalam bidang pelestarian lingkungan maritim dan pengelolaan sumber daya laut secara bijaksana.
Keamanan Laut dan Stabilitas Kawasan
Terkait dengan isu keamanan, kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang keamanan maritim guna memastikan jalur pelayaran internasional tetap aman dan bebas dari ancaman. Hal ini termasuk penanggulangan terorisme, perompakan, dan tindak kejahatan transnasional lainnya yang dapat merusak stabilitas kawasan.
“Kami sepakat untuk bersama-sama meningkatkan koordinasi dan kolaborasi di sektor maritim, baik dalam hal ekonomi maupun keamanan, guna menciptakan kawasan yang lebih aman dan stabil bagi negara-negara di Asia Tenggara dan sekitarnya,” kata Retno Marsudi dalam konferensi pers setelah pertemuan tersebut.
Tantangan Laut Cina Selatan
Dalam konteks Laut Cina Selatan, yang menjadi kawasan sengketa teritorial antara beberapa negara, termasuk Indonesia dan China, kedua pihak sepakat untuk menyelesaikan perbedaan secara damai melalui dialog konstruktif. Indonesia mengusulkan untuk melibatkan negara-negara di kawasan dalam membangun ketahanan maritim kolektif, dengan menjaga kebebasan navigasi dan menghormati hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
China, di sisi lain, menegaskan komitmennya untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia dalam kerangka saling menghormati kedaulatan masing-masing negara. Meskipun perbedaan terkait klaim wilayah di Laut Cina Selatan masih ada, kedua negara sepakat untuk mengelola perbedaan tersebut dengan cara yang lebih konstruktif, berfokus pada kemajuan ekonomi bersama dan stabilitas kawasan.
Prospek Masa Depan
Dengan semakin meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, kesepakatan ini dianggap penting sebagai langkah strategis bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan maritim yang saling menguntungkan. Indonesia, yang berada di posisi geografis strategis sebagai jalur utama pelayaran internasional, dan China, sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia, berharap dapat membuka peluang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan kontribusi kedua negara terhadap stabilitas maritim global, dengan menekankan pentingnya kolaborasi multilateral dan dialog terbuka antar negara-negara di kawasan tersebut.
Kesepakatan antara Indonesia dan China ini menjadi salah satu tonggak penting dalam hubungan bilateral kedua negara, yang semakin erat dalam beberapa tahun terakhir, dengan fokus pada sektor ekonomi dan perdagangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.