Bolehkah Niat Puasa Saat Imsak?

Jakarta, Deras.id – Niat masuk dalam rukun puasa sehingga wajib hukumnya. Lantas bagaimana jika niat tersebut dibaca ketika waktu imsak?

Perlu diketahui bahwa niat menjadi hal yang penting ketika melakukan ibadah. Niat sendiri dilakukan untuk mendapat keridhoan-Nya dan juga bentuk pendekatan diri kepada-Nya. Sebuah Kitab dengan judul al-Fiqh ala Mazahin al-Arba’ah yang ditulis oleh Syekh Abdurrahman al Jaziri, menjelaskan mengenai ketentuan niat puasa. Berikut pendapat empat madzhab mengenai niat puasa:

Menurut Imam Syafi’i menjelaskan bahwa niat puasa Ramadan wajib dilakukan setiap malam, yaitu antara salat magrib hingga sebelum salat subuh. Baik dilakukan dalam hati, dan kesunahan ketika diucapkan.

Sedangkan niat puasa harus ditentukan seperti ucapan atau lafaz/kalimat niat puasa contohnya: “Saya niat puasa Ramadan besok wajib karena Allah”. Berbeda dengan puasa sunah, boleh dilakukan mulai dari masuknya salat magrib sampai masuk waktu zuhur, dengan ketentuan sebelumnya tidak melakukan suatu hal yang dapat membatalkan puasa hingga masuk waktu zuhur.

Lantas ketika melakukan sahur apakah sudah termasuk niat berpuasa, hal tersebut tidak bisa dianggap niat kecuali dalam dirinya terlintas seperti melakukan sahur untuk niat berpuasa maka bisa dianggap sudah berniat.

Menurut Imam Hambali niat puasa ditentukan jenis puasanya. Niat puasa fardu dilakukan setiap malam antara waktu magrib sampai sebelum terbitnya fajar. Namun jika berpuasa sunah maka niatnya boleh dilakukan antara masuknya waktu magrib sampai setelah zuhur dengan syarat tidak melakukan hal yang membatalkan puasa.

Menurut Imam Hanafi, niat puasa Ramadan bisa dilakukan setiap hari antara masuknya waktu magrib sampai perkiraan waktu zuhur. Menurut Imam Hanafi, tetap sah puasa yang dilakukan dimana dapat dipahami ketika seseorang berpuasa namun tidak berniat dimalam hari sampai waktu subuh maka dia tetap wajib berniat setelah masuk waktu subuh sampai tengah siang. Diantara mazhab yang lain, mazhab Imam Hanafi masuk dalam kategori moderat dalam berpendapat soal niat puasa.

Sedangkan menurut Imam Maliki, niat puasa wajib sejak waktu magrib sampai fajar (imsak) dan selain itu niatnya juga dapat dilakukan sekali saja di malam pertama Ramadan untuk puasa satu bulan. Imam Maliki termasuk kategori moderat dengan memberikan keringanan niat sehingga boleh sekali niat di malam pertama untuk semua niat hari-hari berpuasa selama satu bulan Ramadan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian jika lupa tidak berniat sehingga puasanya tetap sah.

Imam Maliki juga menjelaskan ketentuan waktu ketika niat yang harus dilakukan malam hari antara waktu maghrib sampai terbitnya fajar. Puasa yang dilakukan secara berturut-turut seperti puasa Ramadan dan juga puasa Kafarat (2 bulan berturut-turut) dan lainnya yang sama, bisa dilakukan dengan niat sekali saja di awal puasa. Namun jika berpuasa berturut-turutnya berhenti atau terjeda karena alasan sakit atau safir (melakukan perjalanan) jika dia sembuh atau sudah selesai melakukan perjalan maka cukup satu niat untuk sisa hari-hari puasanya.

Berbeda dengan jenis puasa yang tidak wajib berturut-turut seperti qada puasa Ramadan, maka ia wajib berniat setiap malam.

Penulis: Una l Editor: Ifta

Exit mobile version