Bahaya Sifat Ujub, Begini Penjelasannya

Jakarta, Deras.id – Sifat yang harus dihindari dalam Islam salah satunya adalah ujub. Ujub dalam buku Adakah Berhala pada Diri Kita yang ditulis oleh Majdi Hilali dijelaskan ssbagai sifat yang ketika seseorang melihat dirinya dengan pandangan bangga dengan apa yang telah diketahui dan dikerjakan.

Selain itu yang dimaksud ujub oleh Al Muhasibi adalah memuji diri sendiri atas apa yang ia kerjakan atau ia ketahui, dan melupakan bahwa anugerah-anugerah itu berasal dari Allah Swt. Sedangkan Abu Hamid al-Ghazali menjelaskan bahwa ujub adalah menganggap besar suatu nikmat dan merasa tenang dengannya dalam keadaan lupa untuk menisbahkan hal itu kepada Allah Swt. Dengan begitu dapat dimengerti bahwa ujub adalah sifat memuji diri sendiri atau pamer diri.

Mengapa Islam menjelaskana bahwa sifat ujub termasuk sifat tercela? Karena dalam Islam mengajarkan tentang pentingnya rendah hati, tawadhu’, dan penghormatan terhadap orang lain. Sedangkan hal ini bertolak belakang dengan ujub karena sifat ini cenderung membuat seseorang merasa lebih baik atau lebih tinggi dari pada orang lain. Mengapa ujub termasuk menjadi sifat tercela dalam Islam:

Pertama, merupakan penyakit yang jahat karena menghamburkan karunia Allah Swt. Cara kerja ujub, yakni untuk mempengaruhi manusia berbuat baik, baik berupa ucapan ataupun perbuatan. Kemudian membesarkannya hingga melupakan Allah Swt yang telah memberikan anugerah.

Kedua, kehilangan rendah hati. Dalam sebuah buku Lima Perusak Iman 5 karya Dimitri Mahayana, ujub merasa bahwa mereka lebih penting daripada yang sebenarnya sehingga jika dihinggapi ini maka seseorang otomatis akan kehilangan sekap rendah hati.

Ketiga, penyakit yang akan dicela oleh Allah Swt. Berdasarkan judul buku Akhlak Madzmumah dan Cara Pencegahannya yang ditulis Rik Suhadi, Allah Swt akan mencela umatnya karena menganggap diri lebih baik dan lebih suci dari pihak lain. Allah Swt berfirman dalam An-Najm ayat 32,

اَلَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰۤىِٕرَ الْاِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ اِلَّا اللَّمَمَۙ اِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِۗ هُوَ اَعْلَمُ بِكُمْ اِذْ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاِذْ اَنْتُمْ اَجِنَّةٌ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْۗ فَلَا تُزَكُّوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى ࣖ ٣٢

Artinya: “(Mereka adalah) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji. Akan tetapi, mereka (memang) melakukan dosa-dosa kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia lebih mengetahui dirimu sejak Dia menjadikanmu dari tanah dan ketika kamu masih berupa janin dalam perut ibumu. Maka, janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia lebih mengetahui siapa yang bertakwa.”

Sedangkan cara untuk menghindari sikap ini adalah dengan memperbanyak dzikir dan istighfar, membiasakan diri untuk memuhasabah atau intropeksi diri, atau sebagai umat muslim agar terhindar dari sifat ujub adalah senantiasa mengingat karunia Allah Swt, senantiasa bersyukur kepada Allah Swt, Tawadhu’ dan selalu berbuat baik kepada sesama manusia.

Penulis: Una l Editor: Ifta

Exit mobile version