Jakarta, Deras.id – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi Indonesia akan turun menjadi negara dengan populasi terbanyak ke-6 di dunia pada tahun 2045. Hal tersebut disebabkan oleh angka kelahiran anak atau Total Fertility Rate (TFR).
“Soal kependudukan yang menarik adalah total fertility rate kita cenderung menurun sehingga kalau kita biarkan saja, hitungan Bappenas Indonesia akan jadi negara ke 6 dari sisi populasi pada 2045,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa kepada wartawan dikutip Deras.id, Selasa (30/5/2023).
Indonesia saat ini menempati posisi ke-4 sebagai negara dengan dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, Setelah Amerika Serikat, India, dan China. Jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 275,77 Juta jiwa.
Jumlah penduduk Indonesia akan terus bertambah, akan tetapi pertumbuhannya pada tahun 2030 mulai melambat. Seiring dengan total fertility rate yang mengalami penurunan.
Bappenas memproyeksi pada tahun 2025 jumlah penduduk Indonesia akan sebesar 284,44 Juta jiwa, tahun 2030 sebesar 297,43 Juta jiwa, tahun 2035 sebesar 308,37 Juta jiwa, tahun 2040 sebesar 317,23 Juta jiwa, dan pada tahun 2045 sebesar 324,05 Juta jiwa.
Sedangkan untuk total fertility rate Indonesia akan turun di tahun 2025 sebesar 1,08 persen, tahun 2030 sebesar 0,90 persen, tahun 2035 sebesar 0,72 persen, tahun 2040 sebesar 0,57, dan pada tahun 2045 sebesar 0,43 persen.
Apabila Indonesia berhasil berada di posisi ke-6 di dunia, maka akan menggeser Nigeria dan Pakistan. Kedua negara tersebut angka kelahirannya masih tinggi.
Selain itu, tingkat harapan hidup masyarakat Indonesia kedepannya juga mengalami peningkatan. Indonesia diperkirakan sudah mengalami masa demografi sejak awal abad ke-21, akan berakhir pada 2037 atau 2038 mendatang.
“Yang kita khawatirkan adalah istilah anak muda sekarang yang tua sebelum kaya. jadi kalau tua sebelum kaya maka akan jadi beban untuk kita semua. Karena itu kami gunakan kata transfrom bukan reform,” tutur Suharso Monoarfa.
Penulis: Diraf l Editor: Rifai