Alasan Dianjurkannya Jilat Jemari Setelah Makan

Jakarta, Deras.id – Umat Muslim diajarkan usai makan tidak langsung membasuh tangan, akan tetapi menjilatnya dulu. Hal ini sesuai dengan yang Rasulullah contohkan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA Rasulullah SAW bersabda:

“Jika seseorang dari kalian memakan makanan, maka janganlah ia membersihkan tangannya hingga ia menjilatinya atau menjilatkannya.” (HR Bukhari dalam kitab Al-Ath’imah dan Muslim dalam kitab Al-Asyribah).

Dalam sebuah kitab Ihya 345 Sunah Nabawiyah, Wasa’il wa Thuruq wa Amaliyah menjelaskan, bahwa maksudnya adalah menjilati jari tangan sendiri. Sedangkan maksud menjilatinya adalah menjilatkannya kepada orang yang tidak jijik dengan hal tersebut, seperti anak kecil, suami atau istri.

Dasar mengapa Rasulullah memerintahkan untuk menjilati jemari tangan setelah makan karena terdapat keberkahan dan pesan yang disampaikan bahwa Rasulullah tidak ingin umatnya menyia-yiakan makanan yang mengandung keberkahan tersebut. Sesuai dengan sabda beliau dalam hadis yang diriwayatkan dari Jabir bi Abdillah RA:

“Dan jangan seseorang membersihkan tangannya dengan kain (tisu) hingga ia menjilatinya karena ia tidak tahu di bagian mana keberkahan itu terletak.” (HR Muslim dalam kitab Al-Asyribah, An-Nasa’i, dan Ahmad).

Menurut riwayat lain, Rasulullah SAW menekankan bahwa keberkahan itu terdapat di akhir makanan. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya di akhir makanan terdapat keberkahan.” (HR An-Nasa’i dalam kitab Adab Al-Akli An-Nahyu ‘An Raf’i Ash-Shahfah Hatta Tul’aq dan Ahmad. Syu’aib Al-Arnauth mengatakan hadits ini sanadnya shahih sesuai dengan syarat Muslim. Al-Albani men-shahihkan hadits ini dalam As-Silsilah Ash-Shahihah).

Bukan hanya itu, hadis yang menjelaskan mengenai menjilat jemari tangan setelah makan juga mengandung hikmah agar seseorang mengambil makanan secukupnya dan menghargai nikmat Allah Swt.

“Jika memahami betul hadits ini, maka kita akan mengetahui bahwa Islam mengajarkan seseorang untuk mengambil makanan secukupnya saja hingga ia dapat menghabiskannya hingga butiran terakhir dan meraih keberkahan darinya. Hadis tersebut mengandung anjuran menjaga makanan yang sedikit dan menghargai nikmat Allah walaupun kecil dalam pandangan kita,” jelas Raghib As-Sirjani seperti diterjemahkan Andi Muhammad Syahrir.

Dijelaskan dalam buku 100 Sunah yang Dilupakan karya Haifa Abdullah Rashid mengenai menjilat jemari tangan dnegan kedua bibir asalakan jemari dalam keadaan suci dan bersih. Rasulullah Saw bersabda,

“Apabila suapan makanan salah seorang di antara kamu jatuh, ambillah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan setan. Janganlah dia membersihkan tangannya sebelum dia menjilati jarinya. Karena dia tidak tahu makanan mana yang membawa berkah.” (HR Muslim dan Ibnu Majah)

Soal makanan yang jatuh, menurut Imam an-Nawawi dalam Syarh Muslim menjelaskan, makanan yang jatuh boleh diambil dan dimakan asalkan tidak jatuh di tempat yang najis. Jika makanan itu jatuh di tempat yang najis, hendakanya makanan tersebut diberikan kepada hewan dan tidak meninggalkannnya untuk setan.

Penulis: Una l Editor: Ifta

Exit mobile version