Ternate – Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa (PEID) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Harlina Sulistyorini, menyerukan pentingnya pemanfaatan teknologi digital bagi Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) dalam mengelola dan memasarkan produk lokal unggulan.
Langkah ini akan membantu BUM Desa memperluas akses pasar hingga tingkat global, meningkatkan efisiensi operasional, serta memaksimalkan kualitas produk dan layanan.
“Dengan adanya BUM Desa, kami mendorong desa-desa di Maluku Utara untuk tidak hanya bergantung pada sumber daya alam, tetapi juga untuk terus berinovasi dengan mengembangkan produk unggulan lokal serta memanfaatkan teknologi digital guna memperluas jangkauan pasar,” ujar Harlina dalam pernyataan tertulisnya setelah kunjungan ke Ternate, Maluku Utara, Minggu (13/10/2024).
Harlina menekankan bahwa inovasi menjadi kekuatan utama dalam menjaga daya saing dan keberlanjutan BUM Desa serta UMKM di tengah era globalisasi yang semakin kompetitif. Inovasi, katanya, bukan hanya tentang menciptakan sesuatu yang baru, tetapi juga memperbaiki dan menyesuaikan produk yang ada dengan perkembangan pasar dan teknologi.
Lebih lanjut, Harlina menggarisbawahi pentingnya pemberdayaan BUM Desa dan UMKM dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Ia menyebut bahwa sektor ini memiliki potensi besar sebagai motor penggerak ekonomi nasional, serta sebagai solusi di tengah krisis ekonomi.
“Dalam gerakan ‘Bangga Buatan Indonesia’, semakin banyak BUM Desa dan UMKM yang mampu mengoptimalkan potensi lokal mereka. Tidak hanya menghasilkan produk berkualitas tinggi, mereka juga sudah mulai mengadopsi inovasi dan digitalisasi dalam proses produksi serta pemasaran,” jelas Harlina.
Ia menambahkan, hal ini membuktikan bahwa desa-desa di Indonesia bisa menjadi pendorong utama ekonomi daerah dan nasional.
Salah satu sektor yang berpotensi besar, menurut Harlina, adalah pariwisata bahari di desa-desa Maluku Utara. Ia yakin jika dikelola secara profesional, potensi ini dapat bersaing di tingkat internasional. Namun, Harlina menegaskan bahwa branding sektor ini perlu ditingkatkan agar mampu bersaing dengan destinasi wisata lainnya.
“Keindahan alam dan kearifan lokal yang dimiliki desa-desa di Maluku Utara bisa menjadi daya tarik kompetitif di pasar pariwisata global,” ujarnya.
Harlina juga menyoroti pentingnya penerapan konsep pariwisata yang ramah lingkungan dan budaya. Ia mengingatkan bahwa pariwisata yang dikelola tanpa memperhatikan keberlanjutan bisa berdampak negatif terhadap lingkungan dan budaya lokal, seperti kerusakan alam akibat pariwisata massal dan komersialisasi budaya.
“Oleh karena itu, destinasi wisata harus mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yang menjaga kelestarian alam dan budaya. Yang paling penting adalah mempromosikan pariwisata berbasis masyarakat yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga melindungi lingkungan dan kearifan lokal,” tutup Harlina.
Penulis: Rezza l Editor: Saiful