Jakarta, Deras.id – Pemilihan presiden Republik Islam Iran akan dilaksanakan pada 28 Juni 2024. Kementerian Dalam Negeri Iran mengonfirmasi sebanyak 80 orang mendaftar sebagai calon presiden hingga ditutupnya masa pendaftaran pada 3 Juni 2024.
Saat ini, seluruh nama terdaftar sedang diperiksa Dewan Wali, sebagai lembaga yang bertugas menyeleksi kandidat sesuai persyaratan konstitusi Republik Islam Iran. Nama-nama yang lolos akan diumumkan pada 11 Juni.
Dari 80 nama tersebut, terdapat sejumlah nama-nama beken yang sudah dikenal publik . Di antaranya adalah mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, mantan Ketua Parlemen Ali Larijani, negosiator nuklir Saeed Jalili dan mantan Gubernur Bank Sentral Abdolnaser Hemmati.
Selain itu, empat perempuan mantan anggota parlemen ikut mendaftar. Mereka adalah Zohreh Elahian, Hajar Chenarani, Hamideh Zarabadi dan Rafat Bayat. Berikut ini profil singkat beberapa di antara mereka.
1. Mahmoud Ahmadinejad
Mahmoud Ahmadinejad lahir pada 28 Oktober 1956 di Desa Aradan, Kota Gamsar Provinsi Semnan. Ahmadinejad juga merupakan pemimpin politik utama Aliansi Pembangun Islam Iran, sebuah koalisi kelompok politik konservatif di negara tersebut. Dia pernah memenangkan dua kali pemilihan, dan menjabat presiden Iran sejak tahun 2005 hingga 2013.
Dia dikenal karena pandangan garis kerasnya terhadao Israel dan Barat, juga negara-negara Islam penyokong AS seperti Arab Saudi. Dia juga sangat vokal menyuarakan hak Iran dalam pengembangan energi nuklir.
Pada 2017, Ahmadinejad mengumumkan rencana mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga. Tetapi pencalonannya ditolak oleh Dewan Wali menyusul adanya keberatan dari Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei. Pada 2021, dia kembali melakukan upaya kedua untuk mendaftar pemilu presiden dan kembali ditolak Dewan Wali.
Tahun ini, para pendukungnya percaya Ahmadinejad akan menang. Syaratnya, dia harus bisa meyakinkan Dewan Wali dan tidak berselisih lagi seperti pada tahun 2021.
2. Saeed Jalili
Saeed Jalili lahir di Masyhad di timur laut Iran pada tahun 1965, merupakan politikus dan diplomat konservatif Iran yang dianggap sebagai negosiator ulung program nuklir Iran. Jalili adalah tokoh terkemuka kelompok “neo-prinsipalis” di kancah politik Iran dan dianggap sebagai anak didik Mojtaba Khamenei (anak Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei.
Dia pernah menjabat sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi dari tahun 2007 hingga 2013. Saat ini ia menjadi anggota Dewan Kebijaksanaan Kemanfaatan. Di masa Presiden Mahmoud Ahmadinejad, dia diangkat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Eropa dan Amerika.
Pada 2013, dia ikut dalam pertarungan pemilihan presiden 2013 dan kalah dari Hasan Rouhani dan Mohammad Bagher Ghalibaf. Pada 2021, dia kembali mengikuti pencalonan tetapi mundur dan memilih mendukung Ebrahim Raisi.
3. Ali Larijani
Ali Larijani adalah mantan komandan Garda Revolusi. Dia lahir di Najaf, Irak. Dia berasal dari keluarga bangsawan religius yang tinggal di Amol di provinsi Mazandaran.
Dia menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi dari 15 Agustus 2005 hingga 20 Oktober 2007, diangkat oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad untuk menggantikan Hassan Rouhani. Dia juga pernah sebagai wakil menteri tenaga kerja dan sosial dan Wakil Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Pada 2005 dia mengikuti pemilihan presiden dan hanya menduduki peringkat keenam dengan 5,94% suara. Pada Mei 2021, Larijani mendeklarasikan pencalonan pada pemilihan presiden Iran. Namun, Dewan Wali membuat keputusan mengejutkan, baik bagi kaum konservatif maupun reformis, dengan mendiskualifikasi Larijani.
4. Abdolnaser Hemmati
Abdolnaser Hemmati adalah ekonom Iran kelahiran lahir 9 Juni 1956. Dia adalah sebagai Gubernur Bank Sentral Iran dari 2018 hingga 2021. Sebelumnya adalah wakil presiden Penyiaran Republik Islam Iran pada 1989–1994 dan gubernur Central Insurance Iran pada 1994–2006 dan 2016–2018.
Hemmati dianggap sebagai satu-satunya calon yang merepresentasikan Dia mencalonkan diri sebagai kandidat pada pemilihan presiden Iran tahun 2021 , menjadi satu-satunya calon yang merepresentasikan sayap moderat politisi Iran. Pada 2021, Hemmati yang juga mencalonkan diri memperoleh suara di posisi ketiag secara keseluruhan.
5. Zohreh Elahian
Zohreh Elahian, perempuan kelahiran 1968, adalah doktor fisika dokter dan mantan anggota Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri di parlemen. Dia terpilih menjadi anggota parlemen dua kali yaitu 2008-2012, dan 2020-2024. Elahian mendukung aturan wajib berhijab. Dia mewakili Teheran, Rey, Shemiranat dan Eslamshahr. dalam pidatonya setelah mendaftar, Elahian menyatakan moto: “Pemerintahan yang sehat, ekonomi yang sehat, masyarakat yang sehat.
6. Hajar Chenarani
Hajar Chenarani adalah seorang sosiolog, akademisi, sekaligus politikus. Ia terpilih menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Islam pada tahun 2016 dan menjabat sebagai anggota parlemen hingga tahun 2024.
Saat ini dia adalah anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri. [4] [5] Dia meminta organisasi internasional untuk campur tangan dalam genosida Rohingya yang sedang berlangsung di Myanmar.