Jakarta, Deras.id – Artis Melaney Ricardo menjawab tudingan soal pro para artis yang disebut menjadi penyebab menurunnya omzet hingga kerugian para pedagang di Pasar Tanah Abang. Hal ini bermula karena banyaknya artis yang berjualan secara online sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih berbelanja online dari pada offline. Bagi presenter ini, di era digital masyarakat harusnya mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, karena baginya hal itu adalah peluang bukan sebaliknya menyalahkan artis.
“Banyak yang bilang ah sekarang udah nggak laku ya pada jualan, sangat salah sih sebenarnya. Gigi sama Raffi kurang laku apa? Menurut aku hanya orang-orang yang terus adjust dengan perubahan zaman bisa survive,” kata Melaney Ricardo di Jakarta baru-baru ini.
Di era gempuran digital saat ini, banyak yang beralih berjualan secara online karena memang lebih mudah dan praktis. Walaupun begitu, memang ada tantangan tersendiri ketika berjualan online karena untuk live berjualan beberapa jam tanpa bukanlah hal yang mudah. Ibu dua anak ini pun salut bagi conten creator yang bisa live dan berjualan di TikTok karena dirinya sendiri tidak mampu melakukan hal itu.
“Balik lagi live TikTok bukan hal mudah lo. Gue bisa dibilang, gue jago ngomong, dari beberapa tahun lalu gue cari makan dengan ngomong, jadi penyiar radio. Tapi, gue nggak mau live tiap hari,” ungkapnya.
“Gue bilang sama manajer gue,lo jangan suruh gue live tiap hari. Lo jangan suruh gue live berapa jam. Oke konsistensi penting, tapi gue butuh waktu untuk gue, anak-anak gue, karena anak gue sempat stres (melihat live). Gue bilang oke kita live jam segini, tapi gue tetap ada waktu nidurin anak, antar anak ke sekolah,” kata Melaney Ricardo.
Hal ini juga mendapatkan tanggapan oleh presenter Feni Rose, yang melihat dalam era sekarang banyak konsumen yang merubah cara belanjanya secara online. Menurutnya titik tekan permasalahannya bukan berada pada para artis yang melakukan live jualan di TikTok karena yang melakukan live TikTok untuk menjual barang dagangan lebih banyak dilakukan oleh masyarakat biasa yang juga mampu menjual barang dagangannya cukup besar. Oleh karena itu tidak sepantasnya mengkambing hitamkan bahwa penyebab penurunan omzet para penjual offline adalah para artis.
“Ini kan masalahnya sebenarnya apa? Kalau menurut aku. Kalau tadi kan katanya UMKM, toko offline merasa terganggu dengan live. Sebenarnya yang live kan juga bukan cuma artis, orang biasa juga. Bahkan ya yang penjualannya besar itu orang biasa bukan artis,” ucap Feni Rose.
“Mereka memang rajin bikin konten. Tapi itulah dunia digital sekarang seperti itu. Karena sekarang kebiasaan orang berbelanja juga sudah berubah, agak berbeda. Kalau mereka pergi ke offline kadang-kadang kendalanya banyak, kan, macet, bayar parkir mahal. Kalau di rumah kan tinggal gini doang (pesan lewat gadget) barang yang datang. Menggerakkan bidang-bidang lain juga,” bebernya.
Justru sebaliknya melalui artis bisa menaikan penjualan UMKM kecil. Lantas hal ini ditanggapi oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) bahwa dirinya tidak bisa mengatur artis, selebgram atau influencer untuk berjualan di TikTok.
“Itu nggak bisa dilarang, nggak bisa. Tapi nanti diatur, bukan dilarang, diatur,” tukas Zulhas.
Penulis: Una l Editor: Ifta