Jakarta, Deras.id- Tradisi ziarah kubur pada Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu praktik keagamaan yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud penghormatan dan rasa cinta kepada sanak keluarga yang telah meninggal dunia. Ziarah kubur dilakukan setelah melaksanakan salat Idul Fitri sebagai suatu bentuk kesempurnaan ibadah pada hari raya.
Tradisi ziarah kubur pada Hari Raya Idul Fitri di Indonesia dimulai sejak zaman kolonial Belanda. Pada waktu itu, Belanda melarang umat Muslim untuk melaksanakan salat Idul Fitri di lapangan terbuka. Akibatnya, umat Muslim di Indonesia merespons dengan mengadakan salat Idul Fitri di halaman masjid atau di pemakaman. Sejak itu, ziarah kubur pada Hari Raya Idul Fitri menjadi tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia.
Dalam tradisi ziarah kubur, masyarakat Indonesia umumnya membersihkan dan merapikan makam sanak keluarga, menaburkan bunga atau mempersembahkan doa. Ada juga yang membawa makanan dan minuman untuk diberikan kepada pengunjung makam. Hal ini dianggap sebagai suatu bentuk sedekah kepada arwah yang telah meninggal.
Selain itu, dalam tradisi ziarah kubur juga terdapat beberapa ritual yang dilakukan. Misalnya, ada yang menghamparkan tikar atau karpet di dekat makam sebagai tempat duduk. Ada juga yang membawa kembang rampai sebagai hiasan pada makam. Beberapa daerah di Indonesia juga memiliki tradisi tertentu dalam ziarah kubur pada Hari Raya Idul Fitri, seperti di Jawa Tengah yang mengadakan acara “Nyadran” atau “Grebeg Syawal” yang melibatkan seluruh masyarakat di desa atau kampung.
Namun, perlu diingat bahwa dalam tradisi ziarah kubur pada Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Indonesia juga diingatkan untuk tetap menjaga protokol kesehatan, terutama dalam situasi pandemi seperti sekarang ini. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak dengan orang lain.
Dalam kesimpulannya, tradisi ziarah kubur pada Hari Raya Idul Fitri merupakan suatu bentuk penghormatan dan rasa cinta kepada sanak keluarga yang telah meninggal dunia. Tradisi ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dan masih terus dijalankan hingga saat ini. Meskipun terdapat beberapa variasi dalam pelaksanaannya, inti dari tradisi ziarah kubur tetap sama yaitu mengunjungi makam sanak keluarga, membersihkan dan merapikan makam, serta mempersembahkan doa dan bunga.
Penulis: M.FSA I Editor : Apr