Tradisi Hari Raya Ketupat di Masyarakat Madura

Jakarta, Deras.id Masyarakat Madura, Jawa Timur mempunyai tradisi merayakan hari raya ketupat. Bagi masyarakat Madura hari raya Idul Fitri tidak lengkap tanpa dirayakan dengan lebaran ketupat.

Di Madura, lebaran ketupat ini tidak dirayakan pada saat 1 Syawal, melainkan setiap tanggal 7 Syawal setelah muslim selesai melaksanakan ibadah puasa sunnah selama enam hari di bulan Syawal. Menu lebaran ketupat pun juga bermacam-macam yakni berupa ketupat dilengkapi opor ayam atau ayam goreng. Akan tetapi, menu makanan tadi tidak boleh langsung dimakan, harus terlebih dahulu dibawa ke  masjid atau mushala setempat dan dikumpulkan dengan menu dari masyarakat lainnya. Kemudian, setelah semuanya berkumpul, seluruh warga menggelar doa bersama agar apa yang dilakukan mendapatkan berkah.

Setelah doa bersama selesai, masakan yang diantarkan masyarakat kemudian disajikan kepada yang membaca doa, tradisi ini disebut Terater dan terus dipelihara untuk mempererat tali persaudaraan antar muslim setelah selesai berpuasa Syawal selama enam hari.

Ritual ini juga sekaligus sebagai tanda syukur kepada Tuhan karena diberikan kemampuan melanjutkan puasa selama enam hari setelah puasa wajib Ramadan.  Tradisi Terater tidak hanya kepada seorang imam masjid atau mushala saja, tetapi juga kepada warga miskin dan janda tua yang tidak mampu memasak ketupat ataupun memotong ayam. 

Tradisi ini juga dilakukan oleh anggota keluarga yang sudah memisahkan diri dari orang tuanya karena membangun keluarga baru. Sehingga hilir mudik masyarakat untuk Terater ke rumah orang tuanya ataupun mertuanya mirip dengan suasana Idul Fitri. Tradisi ini pula berdampak kepada warga perajin ketupat janur.

Setiap menjelang perayaan hari raya ketupat, penjualan janur dan bungkus ketupat janur laku keras di sejumlah pasar tradisional. Sehingga pendapatan perajin ketupat janur meningkat berlipat ganda.

Penulis: Fat l Editor: Ifta

Exit mobile version