Jakarta, Deras.id – Dokter Tompi buka suara soal senioritas di dunia kedokteran. Hal ini bermula setelah kasus bunuh diri mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang diduga mengalami perundungan.
Dokter spesialis operasi plastik ini mengungkapkan memang di lingkungan kedokteran banyak hal yang kurang tepat sehingga banyak tenaga kesehatan yang mengeluh dan merasa tidak nyaman. Namun tradisi senioritas itu sudah menjadi tradisi sehingga susah untuk diubah.
“Seberapa banyak sih nakes junior yang berani menyampaikan kritik/ketidaksetujuan akan sesuatu yang berlangsung di RS-dunia praktek kedokteran?” tulis Tompi di akun X-nya, dikutip Deras.id, Selasa (20/8/2024).
Lelaki yang berprofesi sebagai penyanyi ini juga mengungkapkan jika ada yang berani mengkritik sesuatu yang dianggap kurang tepat, pastinya sangat sedikit. Hal tersebut karena akan berdampak buruk bagi dirinya, dia akan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dan dikucilkan.
“Kalo pun brani menegur bunyi nya akan penuh dengan ‘ijin menyampaikan… atau maaf kl bs…,” lanjut Tompi.
Karena kondisi lingkungan yang dianggap tidak sehat itu, akhirnya membuat tenaga kesehatan merasa takut dan lebih memilih bungkam. Hal itu terjadi karena adanya tekanan dari para senior.
“Knp jadi takut? Krn bgitu ada yang brani bunyi dianggap keras kepala, dosanya diungkit2 dan jadi terkucilkan. Yang setuju angkat tangan,” kata Tompi.
Sebagai informasi mahasiswi berinisial AR ditemukan meninggal di kosnya usai menyuntikkan obat penenang ke tubuhnya. Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan catatan yang menunjukan bahwa AR mengalami masa-masa yang berat ketika menempuh pendidikan kedokteran. Persoalan ini telah diketahui oleh ibunya, bahwa memang putrinya kerap mengeluh dan bercerita soal masa-masa berat yang dialami.
Atas kejadian tersebut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan hal tersebut memang sudah menjadi tradisi selama puluhan tahun dan sukar untuk dihilangkan. Lantas Kemenkes sempat membuat screening mengenai kondisi mental para peserta PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) dan hasil yang didapatkan bahwa 22,4 peserta PPDS mengalami depresi.
Apr