Jakarta, Deras.id – Aktris Tya Ariestya menjelaskan buruknya polusi di ibu kota mengakibatkan dirinya semakin khawatir. Alternatif yang dilakukan oleh perempuan 37 tahun ini adalah dengan menanam tumbuhan. Ada tumbuhan unik yang memiliki khasiat mampu menangkap racun dan polusi udara yakni tanaman spider plant. Hal ini dia lakukan sebagai bentuk usaha untuk mengurangi dampak buruk polusi yang sedang marak.
“Tanaman kebanyakan aglonema, exotis lainnya mama suka, ada janda bolong, tanduk rusa, dan lain-lain. Ada tanaman spider plant, tanaman laba-laba. Kalau aku baca dia bisa menangkap racun-racun dari polusi udara. Di rumah ada, tapi nggak banyak,” jelas Tyas Ariestya.
“Kayak musim DBD ada tanaman anti nyamuk. Ya prakteknya belum ketahuan seberapa bisa menyaring polusi. Punya tanaman itu bentuk ikhtiar aja. Tanam di rumah sudah lama cuma nggak banyak. Pas tahu ada tanaman menangkap racun-racun itu ya sudah kita tanam,” sambungnya.
Dirinya menyebutkan gumpalan-gumpalan awan hitam yang ada di langit ternyata bukan selalu menjadi tanda akan turunnya hujan. Akan tetapi, hal tersebut menunjukkan parahnya polusi sehingga terlihat seperti awan mendung.
“Ini berasa ya, jadi kayak panas tapi di lapisi gitu berasa mendung. Jadi panasnya ada lapisan yang menutupi gitu. Jadi menurut aku polusinya sudah luar biasa banget. Siang ini matahari nggak terik banget. Kadang mendung, tapi nggak hujan-hujan, kayaknya ketutup polusi. Kan bisa dilihat ada aplikasinya,” kata Tya Ariestya ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, dua hari lalu.
Perempuan yang memiliki nama asli Ariestya Noormita Azhar tahun ini mengeluhkan kondisi udara yang buruk karena membahayakan kesehatan terutama organ paru-paru. Kondisi udara yang semakin buruk secara tidak langsung membatasi aktivitas geraknya.
“Kasihan paru-paru kita ya, karena polusinya ini nggak kelihatan. Maksudnya kayak kita jadi gampang capek. Buat olahraga di luar mau nggak mau dikurangi, sama wajib pakai masker. Cuma ya pakai masker kita tetap menghirup udara ini juga sebenarnya. Tapi setidaknya membantu meringankan,” tuturnya.
“Ya kurangi aktivitas di luar saja, polusi di Indonesia kan di dunia itu masuk 10 besar terburuk. Jadi kayak ikuti pemerintah, lebih hati hati, kurang kurangi aktivitas di luar. Ke anak-anak lebih protek. Berasa nggak anak-anak jadi gampang batuk? Apalagi anak-anakku alergi. Jadi banyak kegiatan dalam ruangan. Mengikuti kebijakan saja aku mah. Sekolah di rumah sudah 3 tahun, kalau keputusan anak harus sekolah di rumah ikut juga,” kata Tya Ariestya.
Penulis: Una l Editor: Ifta