Jakarta, Deras.id – Kasus dugaan kekerasan seksual yang melibatkan mantan anggota boy group NCT, Moon Taeil, terus menjadi sorotan publik. Setelah sebelumnya dikabarkan melakukan pelecehan seksual, kini Taeil menghadapi tuduhan yang lebih serius, yakni pemerkosaan.
Taeil dituduh melakukan pemerkosaan terhadap seorang wanita asing yang mabuk pada bulan Juni bersama dengan dua orang rekannya. Diketahui bahwa dua pelaku lainnya bukanlah selebriti atau orang terkenal. Sebelumnya, terdapat rumor bahwa korban adalah seorang pria, tetapi hal ini telah dibantah oleh pihak kepolisian.
Kejahatan pemerkosaan khusus mengacu apabila dua orang atau lebih memiliki senjata atau bertindak bersama-sama untuk melakukan pemerkosaan terhadap korban yang telah kehilangan kesadaran atau tidak mampu melawan. Hal ini menimbulkan spekulasi publik bahwa aksi ini dilakukan karena Taeil merasa wanita tersebut tidak akan berani melaporkannya ke pihak berwajib.
Kasus ini telah dilimpahkan ke kejaksaan pada 12 September lalu. Taeil diduga melanggar pasal 4 ayat 1 Undang-Undang tentang Kasus Khusus Mengenai Tindak Pidana Seksual. Jika terbukti bersalah, mantan vokalis NCT itu terancam hukuman penjara hingga 7 tahun.
Skandal ini pertama kali mencuat ke publik pada bulan Agustus lalu ketika SM Entertainment mengumumkan bahwa Taeil telah dikeluarkan dari grup karena terlibat dalam penyelidikan kasus kriminal terkait pelanggaran seksual. Sejak saat itu, berbagai informasi mengenai kasus ini terus bermunculan di media.
Kasus ini tentunya memberikan pukulan besar bagi karier dan reputasi Taeil. Sebagai seorang idola K-Pop yang memiliki banyak penggemar, kasus ini membuat banyak penggemar merasa marah dan jijik terhadapnya.
SM Entertainment, sebagai agensi yang menaungi Taeil, juga turut terkena dampak dari kasus ini. Perusahaan harus menghadapi pertanyaan dari publik terkait penanganan kasus ini dan bagaimana mereka akan melindungi artis-artis mereka di masa depan.
Saat ini, kasus hukum Taeil masih terus bergulir. Publik masih menantikan keputusan akhir dari pengadilan. Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama bagi para pelaku industri hiburan.
Editor: Apr
