Jakarta, Deras.id- Sungkeman adalah tradisi saling memberi penghormatan dan ucapan selamat pada saat Lebaran di Indonesia. Tradisi ini dilakukan dengan cara saling berjabat tangan dan membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan. Sungkeman dianggap sebagai bagian dari budaya adat Indonesia yang telah berlangsung sejak zaman dahulu kala.
Menurut sejarah, tradisi Sungkeman telah dilakukan sejak zaman kerajaan di Indonesia. Pada zaman itu, rakyat biasa memberi hormat kepada raja atau bangsawan dengan cara membungkuk atau bersujud. Namun, saat zaman kolonial Belanda, tradisi ini diubah menjadi sekadar jabat tangan sebagai bentuk penghormatan. Setelah kemerdekaan Indonesia, tradisi Sungkeman tetap dipertahankan dan dilakukan pada saat Lebaran.
Sungkeman biasanya dilakukan oleh anak-anak kepada orang tua, sanak saudara, dan tetangga. Namun, pada saat yang sama, orang tua dan orang yang lebih tua juga memberikan doa dan ucapan selamat kepada anak-anak serta generasi yang lebih muda. Sungkeman juga menjadi salah satu cara untuk mempererat hubungan antara sesama anggota keluarga dan masyarakat.
Selain itu, Sungkeman juga dilakukan sebagai wujud penghormatan terhadap orang yang sudah meninggal. Pada saat Lebaran, orang Indonesia biasanya mengunjungi kuburan untuk mendoakan dan memberikan penghormatan kepada keluarga yang telah meninggal. Sungkeman di kuburan ini dilakukan dengan cara membungkuk dan memberikan doa kepada arwah yang sudah meninggal.
Tradisi Sungkeman dianggap sebagai simbol kebersamaan dan persaudaraan dalam budaya Indonesia. Sungkeman merupakan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.
Contoh dari tradisi Sungkeman dapat ditemukan di seluruh Indonesia, mulai dari kota hingga pedesaan. Saat Lebaran, orang-orang Indonesia merayakannya dengan berbagai tradisi yang unik dan kaya akan makna, termasuk Sungkeman. Melalui tradisi ini, orang Indonesia memperlihatkan rasa hormat dan kebersamaan dalam masyarakat.Penulis: M.FSA I Editor : Apr