Sohibul Dipasang untuk Naikkan Tawaran, Jadi Kader Ke-4 PKS yang Diusung di Pilgub Jakarta

Jakarta, Deras.id – PKS memutuskan mengusung kadernya Mohamad Sohibul Iman pada pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta. Bukan tanpa alasan PKS mendorong Wakil Ketua Majelis Syuro PKS itu.

Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri mengatakan, keputusan tersebut sudah matang dan disepakati dalam rapat DPP PKS, sesuai arahan Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

“Untuk Pilkada Jakarta sejak awal Presiden PKS Ahmad Syaikhu sudah memberikan arahan agar mengusung kader sendiri. “Nah, pada rapat kemarin, kita sudah putuskan bahwasanya kita akan mengusung Mohamad Sohibul Iman, mantan Presiden PKS, mantan Wakil Ketua DPR RI dan mantan Rektor Universitas Paramadina,” jelas Mabruri di Jakarta, Senin (24/6/2024).

Mabruri menjelaskan Sohibul Iman merupakan sosok yang mempunyai integritas dan kapasitas yang mumpuni. Sohibul Iman dinilai mampu membawa peningkatan suara dan kursi PKS secara signifikan periode 2015-2020, ketika menjadi Presiden PKS.

Pada Pemilu 2019, PKS memperoleh 11,49 juta suara atau sekitar 8,21 persen. Jumlah ini naik dibanding Pemilu 2014 yang memperoleh 8,46 juta suara atau 6,77 persen.

“Artinya beliau memiliki kepemimpinan yang teruji dalam membawa PKS naik kelas. Beliau juga memiliki jejak yang panjang di dunia politik,” jelas Mabrur.

Meski begitu, PKS ternyata tidak memasang harga mati untuk kursi cagub. PKS bersedia duduk sebagai orang kedua di Jakarta kalau benar maju sebagai calon. “PKS memberi pilihan ke Anies, masuk menjadi kader atau wakilnya dari PKS,” terang Juru Bicara PKS Iqbal.

Sohibul Iman adalah mantan Presiden PKS kelahiran Tasikmalaya, 5 Oktober 1965. Dia

mengawali karier sebagai birokrat dan peneliti di BPPT Kemenristek RI. Rekam jejak pendidikan akademik di bidang teknik dan teknologi cukup mentereng.

Sohibul mendapatkan gelar sarjana teknik dari Universitas Waseda, Tokyo pada 1992 lalu. Kemudian, ia mendapatkan gelar master of engineering dari Takushoku University, Tokyo. Gelar doktoralnya didapatkan dari Graduate School of Knowledge Science, Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST). Sohibul juga pernah menjabat sebagai rektor Universitas Paramadina pada 2005-2007.

Pilihan pada sosok Sohibul Iman, yang namanya jarang masuk dalam survei elektabilitas calon di Jakarta, dinilai wajar sekaligus tepat. Apa pun alasannya, keputusan PKS untuk mengusung kader sendiri dapat menaikkan posisi tawar dalam komunikasi politik pembentukan koalisi.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sengaja memunculkan nama Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta 2024 untuk mengantisipasi keseriusan tawaran posisi calon wakil gubernur (cawagub) dari partai lain.

Adi Prayitno mengemukakan bahwa PKS termasuk partai politik yang banyak dilirik oleh kontestan lain agar kadernya mengisi posisi calon wakil gubernur (cawagub) pada Pilkada Jakarta, seperti Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang diklaim oleh PKS menyodorkan tawaran posisi cawagub.

“Beberapa waktu yang lalu, misalnya ada tawaran dari kubu KIM bagaimana PKS ditawari untuk bisa menjadi wakilnya Ridwan Kamil. Dalam konteks itu, sepertinya PKS sengaja memunculkan kader mereka untuk mengantisipasi keseriusan tawaran untuk menjadi pendamping Ridwan Kamil,” kata Adi, dikutip dari Antara, Selasa (25/6/2024).

Menurut Adi, sebagai partai pemenang pemilihan anggota DPRD Jakarta 2024, PKS tentu tak mau kehilangan momentum. Lagi pula, PKS selama ini memang sering mengajukan kader sendiri dalam kontestasi pilkada, bukan hanya di Jakarta.

“PKS itu adalah partai kader yang memang sejak awal selalu menyorongkan kader internal mereka untuk bertanding pada pilkada. Bukan hanya di Jakarta, melainkan di berbagai tempat yang lain; yang kedua tentu tidak terlepas dari suara pileg, PKS yang naik secara signifikan,” ujarnya.

Sebagai catatan, dalam pemilihan gubernur di Jakarta, PKS hampir tak pernah absen mengusung kader internal. Pada 2002 ketika gubernur masih dipilih melalui DPRD, PKS mengajukan Ahmad Heryawan-Igo Ilham. Di tahun 2007, PKS yang memiliki kursi terbanyak di DPRD bersama Demokrat, mengusung mantan Wakapolri Adang Darojatun yang berpasangan dengan kadernya Dani Anwar.

Lima tahun berselang, PKS mencalonkan pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini. Kendati memiliki kursi terbanyak DPRD Jakarta lewat Pemilu 2009, pada Pilkada 2012 itu pasangan PKS kalah di putaran pertama. Tahun itu seperti diketahui Jokowi-Ahok akhirnya menjadi pemenang.

Pada 2012 itulah kali terakhir PKS mencalonkan kader sendiri di Pilgub Jakarta. Pada 2017, seiring jatuhnya jumlah kursi di DPRD, PKS mengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Berangkat dari argumentasi tersebut, dia menganggap wajar apabila PKS memutuskan untuk mengusung Sohibul Iman sebagai cawagub pada Pilkada Jakarta 2024.

“Saya kira cukup rasional kalau kemudian PKS itu mengusung kadar internal mereka, Sohibul Iman, untuk maju dalam Pilgub Jakarta,” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengungkapkan pengusungan Sohibul Iman merupakan bentuk kepercayaan diri PKS terhadap kader Internal. Mardani percaya bahwa pengusungan kader internal ini akan menjadi motivasi bagi jajarannya untuk bersama-sama berjuang memenangkan ajang dari pesta demokrasi.

“Partai yang baik percaya dengan kadernya. PKS partai kader. Karena itu wajar PKS mengajukan kadernya maju Cagub,” ungkap Mardani di Jakarta, Senin (24/6/2024).

Diketahui Sohibul Iman resmi diusung PKS di Pilgub Jakarta. Meski elektabilitasnya tak lebih baik dari Mardani Ali Sera dan Anies Baswedan, PKS percaya diri usung Sohibul Iman.

Penulis: Diraf l Editor: Muhibudin Kamali

Exit mobile version