Rilis Video Terbaru, SM Entertainment Ungkap Alasan Mereka Menentang Pengambilalihan oleh HYBE

Jakarta, Deras.id – Pada Senin (20/2/2023), SM Entertainment mengunggah video di channel Youtube resmi mereka dengan judul “Alasan Mengapa SM Menentang Pengambilalihan oleh HYBE”.
 
“Segera setelah visi baru SM yakni ‘SM 3.0’ diumumkan, pemegang saham terbesar menjual sahamnya dan upaya pengambilalihan oleh para pesaingpun dimulai. Ini adalah upaya yang tidak hanya mengabaikan pertimbangan dan usaha 600 karyawan SM yang telah memimpikan untuk menjadi perusahaan hiburan nomor 1 di dunia, tetapi juga nilai-nilai dan kebanggaan SM yang telah diraih bersama dengan penggemar dan para artis,” kata Jang Cheol Hyuk, CFO (Chief Financial Officer) SM Entertainment.
 
CFO SM tersebut menjelaskan bagaimana upaya HYBE untuk mengambil alih kendali manajemen SM Entertainment dengan mendominasi dewan direksi yang membuat mereka sulit untuk membuat keputusan di dalam perusahaan. Selain itu, dia tidak percaya bahwa HYBE akan membiarkan manajemen SM tetap independen karena pihak HYBE masih belum mengajukan permintaan uji tuntas selama proses M&A (merger dan akuisisi) dan belum berkomunikasi dengan SM Entertainment.
 
Jang Cheol Hyuk mengkhawatirkan industri K-
pop lainnya karena penggabungan dua agensi K-pop terbesar akan merusak keragaman industri K-pop itu sendiri dan para penggemar K-pop menjadi orang-orang yang paling terdampak oleh monopoli.
 
Dalam video berdurasi 15.10 detik tersebut, SM menguraikan alasan mereka menentang akuisisi HYBE, dan Jung Cheol Hyuk menyoroti tiga dampak besar yang bisa ditimbulkan pada agensi dan para artis:

  1. Mengabaikan Artis SM Entertainment

Mengingat jumlah artis yang saat ini berada di bawah naungan HYBE Labels dengan waktu perilisan album optimal yang dibatasi hingga 100 kali setahun, SM Entertainment khawatir bahwa perilisan artis mereka menjadi prioritas yang lebih rendah.
 
SM Entertainment saat ini mengelola 17 grup musik, termasuk artis label anak perusahaannya dan hampir 20 artis solo. Sebaliknya, HYBE Labels mengelola 7 grup musik dan 10 artis solo, tidak termasuk artis di bawah naungan HYBE America dan HYBE Japan.
 

  1. Mengabaikan Platform Komunikasi antar Fans dan Artis SM

SM Entertainment membentuk platform Dear U di bawah anak perusahaan SM Studios pada tahun 2017. Dear U adalah platform untuk artis dan penggemar dalam berkomunikasi. Selain SM, JYP Entertainment juga tergabung dalam platform ini.
 
HYBE Labels menciptakan Weverse sebagai platform komunikasi dan konten fan to idol pada tahun 2019. Pada tahun 2022, perusahaan ini bergabung dengan V LIVE.
 
CFO SM itu mengaku bahwa SM Entertainment takut akan kehilangan keunikan platform mereka untuk merencanakan pertumbuhan dan pengembangan agensi jika para artis mereka juga terintegrasi dalam platform Weverse.
 

  1. Prioritas yang Lebih Rendah untuk Peluang Usaha Baru

Karena SM Entertainment telah berkembang menjadi bisnis independen selama bertahun-tahun sebagai label rekaman, agensi bakat, perusahaan produksi musik, manajemen acara, produksi konser dan rumah penerbitan musik, perusahaan takut kehilangan kesempatan untuk terus mencoba usaha baru dan berkembang, salah satunya usaha ‘SM 3.0’ yang sangat mungkin dilepaskan untuk HYBE Labels sepenuhnya.
 
Selain mengenai ‘SM 3.0’, Jang Cheol Hyeok mengatakan bahwa akan tetap ada banyak masalah yang tidak dapat diatasi oleh struktur manajemen agensi yang cacat di saat pesaing menjadi induk perusahaan SM.
  
 
Penulis: Dinda | Editor: Apr

Exit mobile version