Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa Tahun 2025 Gunakan Konsep Baru

Deras.id, Jakarta – Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) akan digelar kembali pada tahun 2025. Kepastian tersebut diucapkan oleh salah satu pendiri Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia, Pratiwi Juliani.

Dalam pemaparan saat siaran pers di Aula H.B Jasin, Taman Ismail Marzuki, Juliani mengatakan jika penghargaan yang sempat berhenti tahun 2022 itu akan digelar kembali tahun ini. Ia menjelaskan, jika konsep yang akan dibawa dalam ajang penghargaan bagi sastrawan terkemuka di Indonesia ini nantinya memiliki ritme yang baru.

“Dalam ajang award Kusala Sastra Khatulistiwa nantinya tidak hanya berhenti di kegiatan penghargaan, namun setelah itu kita juga akan mengadakan kegiatan yang lebih urgent lagi,” kata Pratiwi, Senin (20/1/2025).

Pratiwi juga mengatakan, jika zaman dulu setelah acara puncak penghargaan selesai. Penulis-penulis dan penikmat sastra harus menunggu satu tahun lagi untuk menunggu penghragaan kembali, namun untuk kali ini, ia menyebut penghargaan tersebut hanya serangkaian acara, dan ada di tengah timline kegiatan satu tahun. Sebab, Ia menjelaskan nantinya para penulis akan diajak ke berbagai sekolah dan kampus untuk memberikan pengajaran sastra kepada pelajar dan mahasiswa.

“Nantinya penulis yang menang akan kita ajak ke kampus-kampus untuk memberikan pemahaman mengenai sastra,” terang Pratiwi.

Pratiwi menyebut, kegiatan pembelajaran sastra yang dilakukan di lembaga pendidikan oleh penulis. Menurutnya itu sangat berharga, lantaran tiap penulis memiliki pemahaman, sudut pandang, dan sikap kritis yang dapat digali mendalam oleh hehe narasi penerus sastra di masa yang akan datang.

“Menurut saya itu sangat penting dan akan memberikan pengetahuan lebih kepada pelajar, terutama yang ada di kampus dan berminat belajar sastra,” beber Pratiwi.

Menurut Pratiwi, kendati kegiatan Kusala Sastra Khatulistiwa membawa konsep baru. Ia menyebut, roh pemikiran Richard oh tetap ada, dan akan terus dilanjutkan.

“Ya contoh kecilnya kita tidak akan mengumumkan siapa jurinya, demi menjaga kredibilitas kegiatannya penghargaannya nanti,” terang Pratiwi.

Sementara itu, Kurator dalam kegiatan tersebut Hasan Aspahani menambahkan jika nantinya pemenang penghargaan akan mendapat keuntungan. Ia menyebut, saat ini penghargaan KSK sudah bekerja sama dengan beberapa pihak, sehingga buku pemenang nantinya akan dibeli.

“Nantinya akan di bagikan ke kampus-kampus, sebagai bahan belajar. Untuk itu pemenang kita ajak ke kampus, keliling kampus untuk ngomong sastra bukan yang lain,” jelas Hasan.

Hasan juga menyinggung terkait dengan agenda KSK yang akan digelar. Ia menyebut, mulai saat ini, pengiriman karya sufah dapat dikirim oleh penerbit maupun pengarang.

“Mulai saat ini, pengiriman karya sudah dapat dilakukan di website kusala.id, hingga nanti terakhir tanggal 20 Februari,” sebut Hasan.

Hasan menyebut acara puncak penghargaan, nanti akan dilaksanakan bukan Juni. Untuk tanggal pastinya, akan kita infokan kembali.

“Intinya pengiriman sudah jelas, dan ketentuan juga dapat di web pengiriman karya,” kata Hasan.

Sementara itu, kurator lainya, Eka Kurniawan mengatakan jika dalam penghargaan karya itu terbatas pada terbitan tahun 2024. Namun, ia juga tidak menyangkal akan ada usulan dari dewan juri untuk dimasukan di list juara.

“Iya dari kesepakatan main, kita sudah menentukan karya maksimal terbit 2024 ke atas,” terang Eka.

Eka juga menyebut, kendati jenis karya sastra yang diberikan penghargaan hanya tiga. Nantinya juga tetap diterima karya-karya yang lain, tetap dengan kesepakatan juri.

“Iya dalam perjalanannya nanti juga tetap dengan rapat pendapat dengan juri-juri,” beber Eka.

Sementara itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nizar Patria mengatakan jika penghargaan KSK ini memang penting dilanjut kembali. Menurutnya, ini merupakan bentuk enghargaan buat pendirinya, yang sudah 20 tahun merancang agat atmosfer sastra di Indonesia menggema.

“Selain bagi pengarang, penerbit tentu dengan dilaksanakan kembali penghargaan ini untuk memberikan penghargaan kepada pemrakarsa, Richard Oh,” kata Nizar.

Nizar pun berharap, dengan adanya kegiatan lenghargaan KSK yang dilanjut kembali. Dunia sastra kembali semarak, dan memunculkan penulis-penulis yang produktif.

“Semoga kedepannya akan muncul generasi baru, penulis produktif,” pungkas Nizar.

Penulis: Fuji

Exit mobile version