Jakarta, Deras.id – Keponakan Ashanty, Millen Cyrus kabarnya dilamar oleh sang kekasih Lionel Lee pria asal Australia. Mendengar kabar itu, netizen penasaran dengan tanggapan Ashanty sebagai sosok tante Millen Cyrus yang merupakan seorang transgender. Mendengar kabar ini Ashanty pun hanya bisa mendoakan kebahagiaan atas keputusan keponakannya.
“Kalau kalian tanya gimana perasaannya ya, aku pasti apapun yang membuat dia (Millen) happy sekarang, pasti aku mendoakan aja, yang terbaik buat dia karena itu kan pilihan hidup,” ujar Ashanty di akun YouTube-nya. The Hermansyah A6 dikutip Deras.id, Rabu (3/5/2023).
Ibu dua anak dari pernikahannya dengan Musisi Anang Hermansyah ini sempat merasa berat mendengar kabar tersebut. Akan tetapi dirinya berusaha untuk legowo menerima dan merestui hubungan mereka. Dirinya mengaku tidak berhak untuk terlalu ikut campur karena bukan orang tuanya.
“Aku sudah ada di tahap yang legowo. Biarlah menjadi urusan masing-masing karena aku bukan orangtuanya. Aku di sini hanya tantenya, yang paling berhak atas dia ya pasti orangtuanya. Cuma tadi sempat nangis mewek juga karena aku keinget kakakku papanya dia, sekilas gitu ngeliat papanya,” ujar Ashanty.
Dirinya pun sempat menangis mendengar kabar keponakannya yang memiliki nama asli Muhammad Millendaru dilamar oleh sang kekasih. Hal itu terjadi karena wanita 38 tahun ini teringat mendiang kakaknya yang merupakan ayah dari Millen.
“Aku yakin ini adalah jalan hidup yang sudah dia pilih, ini adalah hak hidupnya dia, biarkanlah dia yang menentukan. Apapun prosesnya nanti, aku keluarga, di sini bukan berarti support atau tidak men-support tapi kita lebih ke menjawabnya juga bingung ya, tapi yang penting dia bahagia deh karena daripada dia juga dengan orang-orang yang ganti-ganti atau misalnya gak jelas-jelas atau siapa, lebih sedih aku nya gitu,” sambungnya.
Namun, Ashanty tetap tidak membenarkan apa yang dilakukan ponakannya, karena tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya tanah air. Namun, sebagai keluarga dirinya mengaku hanya bisa mendoakan untuk kebahagian sang keponakan.
“Kalau secara agama, secara budaya kita, secara culture ya pasti tidak mendukung tapi secara persaudaraan, secara keluarga, secara hati gak boleh gak ada kata mendukung. Karena tahun-tahun krisis yang dari dia kecil, dari dia perubahan, dari dia sampai semua itu udah kita lewatin, sampai gak ngomong, sampai berantem, sampai dia ada masalah, aku udah pernah kehilangan kakakku, bapaknya dia gara-gara gitu, udah banyak kehilangan momen,” jelasnya.
“Udah pada besar, hidupnya masing-masing, sebagai tante aku sudah melewati proses itu. Mangkanya aku bilang tadi kalau ditanya secara agama, secara culture ya pasti tidak benar ya, tapi kalau secara hati, secara saudara kita bisa mendoakan, kita pasti ikut bahagia dengan yang membuat dia bahagia,” tandasnya.
Penulis: Una l Editor: Ifta