”Saya ini PKB, tapi PKB Gus Dur,” ujar Khofifah Indar Parawansa saat ditanya wartawan soal calon presiden yang diusung PKB pada Pilpres 2024, beberapa waktu lalu. Pernyataan Khofifah tersebut jelas merupakan deklarasi melawan PKB. Selanjutnya, semua orang pun tahu, Khofifah akhirnya berkampanye untuk Prabowo Subianto di Jawa Timur, bukan calon yang diusung PKB.
Setelah pemungutan suara, hasil menunjukkan Prabowo menang telak di provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak kedua ini. Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran memperoleh 16.716.603 suara di Jatim. Sementara paslon nomor 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 4.492.652 suara dan paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud Md mendapat 4.434.805 suara.
Kemenangan Prabowo di Jatim dalam Pilpres 2024 ini sulit dipisahkan dari peran Khofifah sebagai gubernur sekaligus ketua umum Muslimat NU. Selain menambah angka kemenangan pertarungan melawan PKB setelah Pilgub Jatim pada 2018, kemenangan ini seakan memperkuat sinyal kemenangan menghadapi Pilgub Jatim 2024 pada bulan November mendatang.
Nilai plus yang disematkan selama lima tahun kepemimpinan Khofifah di Jatim, dianggap memperkokoh elektabilitasnya, seperti disebutkan dalam sejumlah hasil survei.
Belum lagi soal dukungan partai. Demokrat menjadi partai pertama yang memberi rekomendasi kepada Khofifah, dipasangkan Emil Dardak, kader Demokrat yang telah mendampinginya selama 5 tahun terakhir memerintah Jatim. Gerindra memberikan peluang sangat besar untuk memberikan dukungan, sebagai kompensasi kemenangan Prabowo di Jatim, kendati juga mengincar posisi calon wakil gubernur.
Sikap serupa terjadi pada Golkar yang selama ini memang dikenal pragmatis. Pendek kata, di atas kertas, kalau Pilgub Jatim digelar hari ini, sudah bisa dipastikan Khofifah bakal menang.
Tetapi, hal ini tentu bukan berarti tidak ada peluang sama sekali bagi PKB untuk memenangkan pertarungan di Jatim kali ini. Sejumlah nama muncul sebagai calon dari PKB adalah mantan Bupati Lumajang Thoriqul Haq, anggota DPR dari dapil Surabaya Sidoarjo Arzeti Bilbina, serta mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar.
“Untuk calon kita ada Kiai Marzuki Mustamar. Termasuk, kalau perempuan kita juga sedang siapkan,” kata Wakil Sekjen PKB Syaiful Huda di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Menurut Huda, PKB sedang menjajaki koalisi dengan PKS di pilgub Jatim. “Kita lihat mungkin seminggu, dua minggu ini (diputuskan),” kata
Banyak pengamat menyebut kemenangan Khofifah pada Pilgub Jatim 2018 terjadi karena peran Soekarwo, sebagai gubernur sekaligus Ketua Demokrat Jatim. Tetapi sekarang situasinya berbeda. Soekarwo, bila dianggap bakal ikut menentukan, bukan lagi orang Demokrat dan bukan penguasa Jatim.
Di sisi lain, PDIP sebagai partai pemenang pileg di Jatim dipastikan juga akan mengusung kader sendiri. Nama mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dianggap lawan yang sebanding dengan Khofifah. Sama-sama perempuan dan punya seabrek prestasi selama memimpin Kota Pahlawan.
“PKB sebagai partai pemenang pemilu 2024 di Jawa Timur dengan memperoleh kursi sebanyak 27 di DPRD Provinsi Jawa Timur tentu patut diperhitungkan oleh siapapun yang ingin berkompetisi di Pilgub 2024,” kata Direktur Indopol Survey Jawa Timur Fauzin kepada wartawan Selasa (21/5/2024).
Fauzin mengatakan, kekuatan Khofifah sebagai calon petahana masih pada zona tidak aman atau dengan kata lain, sangat terbuka peluang untuk dikalahkan jika harus head to head dengan figur yang punya basis kultural kuat di Jawa Timur.
Hal itu berdasarkan hasil survei Indopol Survei and Consulting periode Januari 2024, dari aspek elektabilitas Khofifah yang berada di angka 28,17 persen. “Figur Kiai Marzuki Mustamar yang digadang-gadang oleh PKB secara basis kultural di Jawa Timur sudah tidak diragukan, terutama di warga NU,” ujar Fauzin.
”Di antara kriteria figur yang diharapkan oleh Masyarakat jawa timur yang cocok menjadi Gubernur yaitu figur dengan latar belakang tokoh masyarakat atau ulama (11,59 persen). Angka ini terbesar kedua setelah figur dengan latar belakang sudah pernah menjadi Kepala Daerah (calon petahana) yang angkanya sebesar 33,41 persen,” imbuhnya.
Fauzin mengatakan peluang PKB sangat besar jika memasangikan calon yang diusung dengan kader atau calon yang diusung PDIP seperti Risma.
“Maka ketika pasangan Kiai Marzuki dengan Risma atau kader PDI Perjuangan lainnya benar-benar terwujud, tentu itu ancaman serius bagi pasangan petahana. Kiai Marzuki selaku salah satu tokoh Masyarakat atau ulama bagi Masyarakat Jawa Timur merupakan modal politik yang bagus,” ucapnya.