Koalisi Besar Bisa Jadi Pertarungan Jokowi-PDIP di Pilpres 2024

Jakarta, Deras.id – Wacana pembentukan koalisi besar partai politik menjelang Pemilu 2024 dinilai bisa menjadi pertarungan baru Joko Widodo (Jokowi) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Situasi ini akan terjadi jika keinginan  PDIP mendapatkan jatah calon presiden (Capres) tidak terpenuhi.

“Prabowo menyebut kita timnya Pak Jokowi, jadi saya melihat PDIP kalau enggak dapat capres koalisi besar bisa jadi pertarungan keras (Jokowi-PDIP). Kalau koalisi besar menang, ya dinasti Jokowi dimulai,” ujar Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin kepada wartawan pada Kamis (6/4/2023).

Ujang menilai bahwa jika PDIP bergabung dengan koalisi besar yang diwacanakan, kemungkinan besar partai Megawati Soekarnoputri itu tidak mendapatkan jatah capres nantinya. Hal tersebut bisa dilihat dari persentase threshold antara koalisi besar dan PDIP itu sendiri.

“Kalau gabung enggak jualan capres, koalisi besar enggak maulah. PDIP ini kan Cuma 20 persen, kalau koalisi besar ini kan 40 persen lebih. Jadi, kalau dari PDIP tetap ingin capresnya maka PDIP bisa sendirian di Pemilu 2024. Mereka tidak masalah karena punya golden ticket,” kata Ujang.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam juga menilai bahwa wacana koalisi besar dari partai-partai pemerintahan merupakan langkah untuk mengepung PDIP. Besar harapan posisi capres berada di tangan koalisi besar besutan istana bukan lagi diserahkan ke PDIP.

“Dengan kata lain, wacana koalisi besar kemarin merupakan strategi politik untuk ‘mengepung PDIP’ agar bersedia menyerahkan tiket emasnya kepada arus besar partai-partai pemerintha ini,” jelas Khoirul.

Menurutnya PDIP masih tampak tetap meminta jatah untuk capres yang masih dalam negosiasi. Namun, jika koalisi besar tetap berada garis porosnya bahwa yang akan dicalonkan Prabowo sebagai capres bisa berpotensi menemui jalan buntu.

“Namun jika negosiasi penentuan capres dan cawapres terjadi deadlock, maka rencana koalisi besar dipastikan bubar,” tuturnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan bahwa PDIP setuju adanya wacana koalisi besar di Pemilu 2024 nanti. Hanya saja, PDIP tetap menginginkan kursi capres dari partainya. Hal tersebut merupakan keinginan yang wajar dan logis karena PDIP mempunyai kursi paling banyak di DPR.

“PDIP kalau ngambil posisi capres, yaw ajar-wajar saja, make sense-lah. Bukan mau-maunya PDIP, enggak seperti itu. Logic. Sangat rasional,” pungkasnya.

Penulis: Fia l Editor: Ifta

Exit mobile version