Jakarta, Deras.id – Pengamat Politik Ray Rangkuti menanggapi permintaan maaf Presiden Joko Widodo kepada seluruh masyarakat Indonesia menjelang berakhirnya masa jabatannya. Ray menilai permintaan maaf Jokowi merupakan salah satu cara mencari simpati masyarakat.
“Mau lengser ini dia (Jokowi) enggak punya pegangan lagi. Partai-partai yang mendukungnya sudah beda jalan. Mereka kan ketemu kalau kepentingannya sejalan, kalau sudah enggak ya sudah beda lagi,” ujar Ray Rangkuti, Jumat (2/8/2024).
Ray menilai partai-partai yang sebelumnya mendukung Presiden Jokowi nampak mulai melepaskan diri sebab perbedaan kepentingan. Menurut Ray, permintaan maaf tersebut merupakan pertanda Jokowi mulai cemas kehilangan dukungan politik.
Ray menjelaskan, sejumlah programnya ditolak masyarakat dan tak didukung oleh koalisi pendukungnya. Ray mencontohkan wacana kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) tahun 2024 yang ditolak mahasiswa, dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang menuai protes dari masyarakat.
Kemudian, wacana Ketua Umum PSI Kesang Pangarep maju di Pilkada Jakarta juga kemungkinan besar tidak akan mampu bersaing di Jakarta. Sebab menurutnya, partai pendukung pemerintahan saat ini nampak tak tertarik mengusung Kaesang di Pilkada Jakarta.
“IKN hampir semua skenarionya gagal selain Upacara 17 Agustus. Pak Jokowi berkantor di sana gagal. Ini juga pelantikan presiden dan wakil presiden kemungkinan diputuskan akan tetap dilaksanakan di Jakarta. Pelantikan kepala daerah hasil Pilkada 2024 juga kemungkinan di Jakarta. Di luar itu utang kita makin menumpuk, impor semakin membesar. Kita sekarang ketergantungan impor. Swasembada pangan gagal total,” kata Ray.
Sementara, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai permintaan maaf secara pribadi dimaafkan. Namun PKB mengingatkan masyarakat bakal mencatat janji-janji Jokowi sebagai presiden yang belum terpenuhi.
“(Permintaan maaf) sebagai pribadi akan dimaklumi. Tapi, sebagai Presiden, masyarakat Indonesia mencatat mana yang belum selesai, mana yang sudah selesai, mana yang tidak sesuai janjinya,” ujar Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid di Kompleks Senayan, Jakarta, Jumat (2/8/2024).
Jazilul mengatakan pihaknya tak mempermasalahkan permohonan maaf Jokowi secara pribadi. Namun menurutnya, Jokowi harus mengingat janji-janji yang harus diselesaikan sebelum lengser.
Kepercayaan yang sudah diembannya, terkait dengan mandat sudah sampai mana?. Karena masyarakat berharap pelaksanaan dari janji-janji dan presiden juga digaji,” kata Jazilul.
Lebih lanjut, Jazilul menerangkan beberapa permasalahan dan janji jokowi yang belum dilaksanakan secara maksimal. Bahkan ia menyingung adanya degradasi demokrasi selama kepemimpinan Jokowi.
“Banyak yang harus diperbaiki, termasuk janji pertumbuhan ekonomi juga belum terpenuhi, janji untuk menegakkan demokrasi juga masih dalam tanda kutip, ada yang belum merasakan kepuasan itu,” terang Jazilul.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia jelang berakhirnya masa jabatannya 2 bulan lagi. Hal itu, disampaikan Jokowi saat acara Dzikir dan Doa Kebangsaan menjelang HUT RI di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8/2024).
“Di hari pertama bulan kemerdekaan, bulan Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor K.H. Ma’ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini,” kata Jokowi.
Jokowi menyadari bahwa ia dan Wapres KH Ma’ruf Amin banyak salah dan khilaf serta belum mampu memenuhi harapan masyarakat. Sebab menurutnya, sejatinya Presiden adalah manusia biasa.
Penulis: Diraf l Editor: Muhibudin Kamali