Hari Santri, Ini Pesan Menteri Agama Nasaruddin Umar

Jakarta, Deras.id – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memimpin apel peringatan Hari Santri 2024 di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta pada Selasa (22/10/2024). Menag berpesan kepada para santri agar semangat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

“Kepada para santri saya berpesan, rengkuhlah masa depan dengan semangat dan ketekunan. Kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi, teruslah berinovasi dan berkontribusi untuk meraih kegemilangan bangsa depan Indonesia,” kata Menag, Nasaruddin Umar dalam keterangannya dikutip Deras.id, Rabu (23/10/2024).

Menag juga menegaskan bahwa santri bisa menjadi apa saja, termasuk presiden  dan wakil presiden Indonesia. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH Ma’ruf Amin adalah santri yang pernah menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia.

“Santri bisa menjadi apa saja. Santri bisa menjadi presiden, dan kita punya presiden yang berlatar belakang santri yaitu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Santri juga bisa menjadi wakil presiden, dan kita punya wakil presiden yang berlatar belakang santri, yaitu KH Ma’ruf Amin,” tutur Nasaruddin Umar.

Selain itu, Imam Besar Masjid Istiqlal juga menyampaikan bahwa santri bisa menjadi banyak hal termasuk menteri, pengusaha, diplomat, birokrat dan lainnya.

“Banyak menteri yang berlatar belakang santri, banyak pengusaha yang berlatar belakang santri, banyak diplomat yang berlatar belakang santri, banyak birokrat berlatar belakang santri. Sekali lagi santri bisa menjadi apa saja asalkan terus berjuang, terus berusaha dan tidak menyerah. Semua pasti bisa diraih. Seperti pepatah yang diajarkan di pesantren, ‘man jadda wajada’, barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil,” ujar Nasaruddin Umar.

Peringatan Hari Santri Nasional 2024 ini mengusung tema ‘Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan’. Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober merupakan momentum untuk mengenang dan meneladani para santri yang telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Santri adalah salah satu kelompok yang paling aktif menggelontarkan perlawanan terhadap para penjajah. Pada 22 Oktober 1945, terjadi peristiwa Resolusi Jihad yang dimaklumatkan oleh Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asy’ari.

“Peristiwa Resolusi Jihad tanggal 22 Oktober 1945 tidak bisa dipisahkan dengan peristiwa 10 November 1945. Tanpa adanya peristiwa Resolusi Jihad, belum tentu terjadi peristiwa 10 November,” jelas Nasaruddin Umar.

Editor: Ifta

Exit mobile version