Jember, Deras.id – Menjelang Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama (Konfercab NU Jember) kini muncul keresahan dari para warga Nahdliyin. Mulai dari struktural Ranting NU hingga dari berbagai kalangan Gus atau lora di Jember.
Bersama Ayyub Saiful Rijal atau disapa dengan Gus Saif sebagai sesepuh NU mengatakan bahwa kalangan di bawah menginginkan adanya reformasi soal kepengurusan, sehingga mampu mengembalikan NU secara khittah. Sehingga pada saat konferensi nanti NU Jember tidak berpolitik praktis sebagaimana yang telah disampaikan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya.
“NU itu menjaga jarak dengan semua partai, jadi tidak ada yang dekat atau lebih. Partai politik itu di sakunya NU, bukan NU yang masuk sakunya partai politik. Artinya kata beliau, NU di mana-mana, tidak kemana-mana,” ungkapnya.
Hal ini akan menunjukkan bahwa kepengurusan NU mampu meluas mampu merangkul NU dari semua golongan partai manapun dan NU akan menjadi lebih besar. Begitupun sebaliknya jika NU hanya fokus pada satu golongan partai saja NU akan semakin kecil.
“Tidak akan sampai kepada namanya Rahmatan Lil Alamin, karena tidak bisa mengoptimalkan fungsi organisasi sosial, sehingga hal itu pun mempersempit gerakan NU, karena diidentikkan dengan salah satu partai. Kalau bicara partai, di manapun ya ada, tapi perlu dirangkul semua,” jelasnya.
Ia juga turut menuturkan bahwa adanya forum diskusi ini sebagai gerakan moral yang berasal dari struktural NU agar memberikan perubahan untuk kepengurusan NU ke depan.
“Malam ini adalah pertemuan yang ketiga kalinya, yang asal muasalnya, saya menerima masukan, keluhan, dan harapan tentang kondisi NU di Jember. Agar tidak bias sehingga ditampung lewat forum ini, apa keresahan dan harapan mereka (warga Nahdliyyin Jember). Jadi secara garis besar, bagaimana NU kembali ke Khittah. NU on the track,” kata Gus Saif.
Selain itu, Putra Almarhum K.H Muchit Muzadi atau sering dikenal dengan Gus Ucuk menuturkan bahwa adanya khittah NU untuk mengembalikkan keorganisasian NU menjadi organisasi yang fokus pada bidang keagamaan, sosial hingga pengembangan masyarakat.
“Jadi lewat Khittah itu mengembalikan hubungan NU, dengan kepartaian. Mengenai keorganisasian antara NU kembali kepada bidang dakwah, yang menjadi jaga jarak soal perebutan kekuasan secara politik praktis,” ucapnya.
Terakhir, ia berpesan bahwa mengenai regulasi saat ini NU telah mengaturnya secara tertulis untuk mengembalikkan efektivitas organisasi dan menjaga lacu organisasi.
“Dengan tujuan sangat detail untuk mengatur tentang beberapa hal. Bahkan soal rangkap jabatan (di wilayah organisasi NU) saat ini pun juga diatur, dan kalau dulu dimaknai memiliki jabatan di NU dan Partai. Tapi sekarang diatur, tidak boleh jika terpilih sebagai Ketua PCNU. Maka ada keputusan di atasnya. Tidak boleh rangkap jabatan,” pungkasnya.
Penulis: Amed l Editor: Ifta