Cara Keluar dari Lingkaran “Toxic Productivity”

Jakarta, Deras.id – Dalam dunia yang semakin kompetitif, tekanan untuk tetap produktif secara konsisten adalah hal biasa yang terjadi. Namun, hal ini bisa berbalik menjadi toxic productivity yang merugikan kesejahteraan mental dan fisik. Fenomena toxic productivity mengacu pada keadaan adanya tekanan untuk terus menerus bekerja dan mengabaikan keseimbangan yang akhirnya mengakibatkan penurunan kualitas hidup.

Dorongan untuk tetap produktif terus mendorong kita, melebihi ambang batas produktivitas yang sehat. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menambahkan kelelahan di tempat kerja ke dalam Klasifikasi Penyakit Internasional sebagai “fenomena pekerjaan”.

Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja berarti semakin sedikit waktu yang tersedia untuk bersantai, berkumpul dengan keluarga, atau bahkan tidur. Tanda-tanda toxic productivity yang tidak disadari termasuk sikap tidak sabaran terhadap orang yang dicintai, atau bahkan perasaan bersalah karena merasa tidak cukup produktif.

Cara keluar dari toxic productivity:

Penulis: Liz l Editor: Apr

Exit mobile version