Jakarta, Deras.id- Bicara tradisi angkpao sangat melekat dengan budaya umat islam, tak terkecuali yang ada di Indonesia. Bagi umat Islam diseluruh dunia, tradisi tersebut lazim atau umum ditemui, bahkan hingga hari ini era modern. Mengenal sejarah dan tradisi angpao lebaran penting untuk referensi pengetahuan. Ketika melaksanakan hari raya Idul Fitri, tak lengkap rasanya bagi orang-orang untuk tidak melakukan tradisi dan budaya yang mengakar itu.
Bagi umat Islam, Idul Fitri dan Idul Adha adalah perayaan besar tersebut. Sejarah dan tradisi Angpao di hari raya Idul Fitri “Eidi” disebut Eidiyah dalam bahasa Arab, Eidhi di anak benua India, atau di Indonesia dan Malaysia biasanya dirayakan dengan memberi uang kepada anak-anak. Biasanya para kerabat dekat berkumpul oleh kerabat dan merayakannya bersama-sama. Semua usia mendapatkan angpao baik sudh dewasa terlebih anak anak untuk mengenal sejarah angpao di hari lebaran.
Lumrahnya diberikan dalam bentuk uang yang dibingkis amplop. Meskipun beberapa keluarga tidak seperti itu, lebih kepada bertukar atau berbagai jenis hadiah atau barang lainnya. Menurut The National News, sejarah dan tradisi angpao lebaran dimulai dari benua afrika. Tradisi ini dimulai pada awal Abad Pertengahan, ketika Kekhalifahan Fatimiyah Afrika Utara mulai membagikan uang, pakaian, atau permen kepada masyarakat di hari pertama Idul Fitri. Periode akhir Turk Sumani semakin berkembang layaknya menjadi silaurrahmi antar keluarga tidak lagi kekaisaran, hingga bertahan sampai sekarang.
Salah satunya adalah budaya berbagi pada sesama tanpa perlu melihat besar kecil yang diberi. Tulus ikhlas dalam memberi dengan kelapangan hati adalah tujuan utama tradisi tersebut bertahan hingga saat ini. Nilai-nilai sikap dan kelembutan umat islam terekam jelas pada tradisi tersebut, yang diyakini sebagai budaya yang wajar dilakukan diseluruh belahan dunia selain umat muslim yang menjalankannya. Inspirasi tradisi angpao lebaran Sebelum adanya tradisi angpao saat lebaran, umat Islam juga telah mengenal sistem yang disebut sebagai Zakat.
Hikmah dari makna serupa juga berlaku pada budaya memberi angpao saat lebaran. Sebab itulah warisan nilai dari sejarah tidak bisa dihilangkan oleh anak cucu generasi setelahnya hingga sekarang. Jika baik sangat bermanfaat dan dianjurkan untuk dilestarikan.
Penulis: M.FSA I Editor : Apr