Jakarta, Deras.id – Mantan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Alwi Shihab mengatakan partai yang didirikan oleh Nahdlatul Ulama tersebut mampu terus meningkatkan perolehan suara di pemilu 2024. Ia menyebutkan justru aneh jika orang NU tidak memilih PKB.
“Kita harus mencari celah agar warga NU ini bisa kompak, sepakat untuk memenangkan partai ini. Kalau ada orang NU yang memilih partai selain PKB itu agak aneh sebenarnya, apalagi memusuhi,” ujar Alwi di Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Menurut Alwi menjelang tahun politik, PKB harus menyatukan seluruh kekuatan dan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan suara PKB di pemilu 2024. Tentu hal tersebut tidak hanya dengan doa, namun kerja keras juga.
“Kita sebentar lagi menghadapi pemilu dan diharapkan ada peningkatan suara (PKB). Tak hanya bisa dengan doa saja, kita harus bekerja. Itu harus dipelopori oleh para ulama,” kata Alwi.
Selain itu, Mantan Menteri Luar Negeri Era Presiden Gus Dur tersebut mengatakan harus ada kesadaran bersama untuk mencari cara supaya warga NU bisa merasakan pentingnya bersatu dalam perjuangan politik PKB.
“Jangan dianggap jalan sendiri bisa besar. Para ulama disini yang bisa mengambil inisiatif bagaimana caranya organisasi islam terbesar di dunia, NU namanya luar biasa, apalagi di luar negeri,” ucap Alwi.
Alwi menambahkan jika PKB yang didirikan oleh ulama NU, salah satunya Gus Dur menang dalam pemilu, maka bukan tidak mungkin apa yang diperjuangkan oleh NU bisa dilaksanakan oleh PKB melalui jalur politik. Oleh karenanya ia berharap NU dan PKB mampu bersinergi untuk satu tujuan bersama.
“Ini penting untuk dibicarakan, mungkin di level ulama khususnya di daerah. Dewan Syuro PKB kita harapkan bisa bersinergi sehingga hasil kesepakatan kerja sama akan terlihat perolehan suara PKB,” imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar Ijtima Ulama Nusantara pada 13-14 Januari 2023 di Hotel Millenium Jakarta. Kegiatan tersebut digelar dalam rangka memastikan kinerja dan program PKB selalu dalam pengawalan dan arahan para ulama.
Selain itu, juga memantapkan keterpautan perkhidmatan ulama dengan kehidupan kebangsaan dan masalah keumatan.
Penulis: Diraf l Editor: Rea